CEO adalah pemilik perusahaan? Pernyataan ini seringkali diasumsikan, namun realitanya lebih kompleks dari sekadar itu. Dunia bisnis modern menghadirkan beragam model kepemimpinan dan struktur organisasi yang memisahkan peran CEO sebagai pemimpin eksekutif dengan pemilik perusahaan sebagai investor. Memahami perbedaan keduanya krusial, baik bagi calon pemimpin maupun investor yang ingin menavigasi dunia bisnis yang dinamis dan kompetitif ini.
Mitos CEO selalu pemilik perusahaan perlu diurai agar kita dapat melihat gambaran yang lebih utuh dan akurat.
Peran CEO berfokus pada strategi, operasional, dan pertumbuhan perusahaan, sementara pemilik berkepentingan pada pengembalian investasi. Meski terkadang keduanya berada pada satu orang, banyak perusahaan besar justru dipimpin oleh CEO profesional yang dipekerjakan oleh dewan direksi yang mewakili para pemegang saham. Struktur kepemilikan, baik tunggal, kemitraan, atau perusahaan publik, turut mempengaruhi dinamika hubungan antara CEO dan pemilik. Artikel ini akan mengupas tuntas peran CEO, hubungannya dengan pemilik perusahaan, dan dampaknya terhadap keberhasilan bisnis.
Mari kita telusuri lebih dalam tentang peran strategis CEO dalam berbagai konteks kepemilikan perusahaan.
Peran CEO dalam Perusahaan
CEO, singkatan dari Chief Executive Officer, seringkali menjadi pusat perhatian dalam dunia bisnis. Namun, peran mereka, terutama perbedaannya dengan pemilik perusahaan, seringkali kurang dipahami. Lebih dari sekadar jabatan, CEO adalah pusat gravitasi strategi dan eksekusi sebuah perusahaan, menentukan arah dan mengarahkan tim untuk mencapai tujuan. Posisi ini membutuhkan kepemimpinan yang visioner, kemampuan manajerial yang mumpuni, dan pemahaman bisnis yang mendalam.
Baik itu perusahaan rintisan yang baru berkembang atau korporasi raksasa, CEO memegang peran krusial dalam keberhasilan perusahaan.
Perbedaan CEO dan Pemilik Perusahaan
Meskipun seringkali CEO juga merupakan pemilik perusahaan, kedua peran ini memiliki tanggung jawab dan fokus yang berbeda. Pemilik perusahaan, secara sederhana, adalah pemegang saham mayoritas atau individu yang memiliki perusahaan tersebut. Mereka fokus pada aspek kepemilikan, investasi, dan pengembalian modal. Sementara itu, CEO bertanggung jawab atas pengelolaan operasional perusahaan sehari-hari dan pencapaian tujuan bisnis. CEO dapat dipekerjakan dan dipecat oleh dewan direksi, sementara pemilik perusahaan memiliki otoritas penuh atas perusahaan mereka.
Tanggung Jawab Utama Seorang CEO
Tugas seorang CEO sangat luas dan kompleks. Mereka adalah pemimpin tertinggi yang bertanggung jawab atas perencanaan strategis, pengambilan keputusan penting, pengawasan kinerja perusahaan, dan menciptakan lingkungan kerja yang produktif. Mereka juga bertanggung jawab untuk membangun reputasi perusahaan, menjalin hubungan dengan stakeholders, dan memastikan keberlanjutan bisnis. Secara singkat, CEO adalah nahkoda yang mengarahkan kapal perusahaan menuju kesuksesan.
Tak selalu CEO adalah pemilik perusahaan, terutama di bisnis besar seperti group restoran di Indonesia yang kompleks. Struktur kepemilikan saham dan manajemen seringkali terpisah. Namun, pengaruh CEO tetap signifikan dalam menentukan arah bisnis, sekalipun ia bukan pemegang saham mayoritas. Pada akhirnya, kepemimpinan CEO, baik sebagai pemilik atau bukan, menjadi kunci keberhasilan perusahaan, terutama dalam menghadapi persaingan ketat industri kuliner.
Jadi, mitos CEO selalu pemilik perusahaan perlu dikaji ulang, khususnya di dunia bisnis modern yang dinamis.
Kemampuan adaptasi dan antisipasi terhadap perubahan pasar juga menjadi kunci keberhasilan seorang CEO.
Perbandingan Peran CEO dengan Manajer Tingkat Tinggi Lainnya
| Peran | CEO | Manajer Operasional | Manajer Keuangan |
|---|---|---|---|
| Visi & Strategi | Menetapkan visi jangka panjang dan strategi perusahaan | Menerjemahkan strategi perusahaan ke dalam rencana operasional | Memastikan kesehatan keuangan perusahaan dan mengelola risiko keuangan |
| Pengambilan Keputusan | Membuat keputusan strategis utama yang mempengaruhi seluruh perusahaan | Membuat keputusan operasional sehari-hari untuk mencapai efisiensi | Membuat keputusan terkait alokasi sumber daya keuangan |
| Pengelolaan Tim | Memimpin dan mengelola tim eksekutif dan seluruh organisasi | Memimpin dan mengelola tim operasional | Memimpin dan mengelola tim keuangan |
| Pertanggungjawaban | Bertanggung jawab atas kinerja keseluruhan perusahaan kepada dewan direksi dan pemegang saham | Bertanggung jawab atas efisiensi dan produktivitas operasional | Bertanggung jawab atas kesehatan keuangan perusahaan |
Skenario CEO Bukan Pemilik Perusahaan
Bayangkan sebuah perusahaan teknologi besar yang didirikan oleh tiga bersaudara. Mereka memutuskan untuk menunjuk seorang CEO profesional dengan pengalaman luas di industri teknologi. CEO ini, meskipun bukan pemilik perusahaan, bertanggung jawab atas operasional perusahaan sehari-hari, pelaksanaan strategi bisnis, dan pencapaian target perusahaan. Tiga bersaudara tersebut tetap sebagai pemegang saham dan berperan dalam pengambilan keputusan strategis tingkat tinggi, tetapi CEO lah yang mengeksekusi rencana tersebut.
Tidak selalu CEO adalah pemilik perusahaan; banyak CEO yang memimpin perusahaan publik dengan kepemilikan saham tersebar luas. Namun, semangat kepemimpinan yang kuat, mirip dengan kepedasan sambal yang menggigit lidah, tetap dibutuhkan. Bayangkan, setajam strategi bisnis seorang CEO, sepedas pula cita rasa menu spesial sambal Solo yang mampu membangkitkan selera. Jadi, meski tak selalu pemilik, CEO tetap memegang kendali dan menentukan arah perusahaan, selayaknya seorang koki andal yang menguasai bumbu racikan terbaiknya.
Contoh Kasus Perusahaan Besar di Mana CEO dan Pemiliknya Berbeda
Banyak perusahaan besar di dunia memiliki struktur kepemilikan dan manajemen yang terpisah. Sebagai contoh, di perusahaan teknologi raksasa seperti Apple, CEO-nya (Tim Cook) berbeda dengan para pendirinya (Steve Jobs, Steve Wozniak, dan Ronald Wayne) yang sebagian besar sahamnya kini dimiliki oleh investor publik. Hal ini menunjukkan bagaimana perusahaan besar memisahkan peran kepemilikan dan manajemen untuk mencapai efisiensi dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
CEO bertanggung jawab atas kinerja perusahaan sehari-hari, sementara pemegang saham fokus pada pengembalian investasi.
Struktur Kepemilikan Perusahaan dan Peran CEO
CEO, singkatan dari Chief Executive Officer, adalah sosok kunci dalam setiap perusahaan. Namun, peran dan tanggung jawab mereka sangat dipengaruhi oleh struktur kepemilikan perusahaan yang mereka pimpin. Mulai dari perusahaan kecil yang dimiliki tunggal hingga korporasi publik raksasa, perbedaan struktur ini menciptakan dinamika yang unik dan membentuk bagaimana CEO menjalankan perannya. Mari kita telusuri bagaimana hal ini bekerja.
Tak selalu CEO identik dengan pemilik perusahaan, terkadang hanya sebagai pengelola. Namun, kepemimpinan yang mumpuni bisa menghasilkan keuntungan besar, layaknya bisnis jualan takjil yang menguntungkan di bulan Ramadan. Kejelian melihat peluang pasar, seperti memanfaatkan momen Ramadan, merupakan kunci kesuksesan. Seorang CEO, baik pemilik atau bukan, harus memiliki strategi bisnis yang cermat untuk mencapai target keuangan perusahaan.
Jadi, puncak kesuksesan bergantung pada kinerja dan visi yang dijalankan, bukan hanya pada status kepemilikan.
Berbagai Struktur Kepemilikan Perusahaan
Struktur kepemilikan perusahaan sangat beragam, masing-masing dengan implikasi yang berbeda terhadap peran CEO. Kepemilikan tunggal, kemitraan, perseroan komanditer (CV), perseroan terbatas (PT), hingga perusahaan publik (Tbk) menawarkan gambaran yang berbeda tentang bagaimana keputusan dibuat dan bagaimana CEO menjalankan fungsinya. Perbedaan ini bukan sekadar formalitas legal, melainkan juga mempengaruhi budaya kerja, pengambilan keputusan, dan strategi bisnis secara keseluruhan.
Tak selalu CEO adalah pemilik perusahaan, banyak CEO yang memimpin perusahaan besar milik investor. Namun, cita-cita membangun bisnis sendiri tetap membara. Mungkin Anda bisa memulai dengan investasi minim, seperti menjajal peluang franchise murah dibawah 1 juta untuk mengasah kemampuan manajemen dan kepemimpinan sebelum mendirikan perusahaan sendiri. Sukses sebagai CEO, entah sebagai pemilik atau manajer, membutuhkan strategi dan kerja keras yang terukur.
Jadi, mulailah dari langkah kecil dan kembangkan impian Anda menjadi CEO yang handal.
- Kepemilikan Tunggal: Dalam perusahaan ini, satu orang memiliki dan mengendalikan seluruh bisnis. CEO, biasanya pemilik itu sendiri, memiliki otoritas penuh dalam pengambilan keputusan. Kecepatan dan efisiensi pengambilan keputusan menjadi keunggulannya.
- Kemitraan: Dua atau lebih individu berbagi kepemilikan dan tanggung jawab. CEO mungkin dipilih dari antara para mitra, atau bisa juga diangkat secara terpisah. Proses pengambilan keputusan mungkin lebih kompleks karena memerlukan konsensus di antara mitra.
- Perseroan Terbatas (PT): PT menawarkan pemisahan yang lebih jelas antara kepemilikan dan manajemen. Pemegang saham memiliki perusahaan, sementara CEO bertanggung jawab atas operasional sehari-hari. Struktur ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih terstruktur dan profesional.
- Perusahaan Publik (Tbk): Perusahaan publik memiliki saham yang diperdagangkan di bursa efek. CEO bertanggung jawab kepada pemegang saham dan dewan direksi. Pengambilan keputusan harus transparan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Akuntabilitas menjadi sangat penting dalam konteks ini.
Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Peran CEO
Struktur kepemilikan perusahaan secara langsung mempengaruhi peran dan tanggung jawab CEO. Pada perusahaan kecil dengan kepemilikan tunggal, CEO seringkali terlibat dalam berbagai aspek operasional, mulai dari pemasaran hingga keuangan. Sebaliknya, di perusahaan publik yang besar dan kompleks, CEO lebih fokus pada strategi jangka panjang, pengambilan keputusan strategis, dan mewakili perusahaan kepada publik. Mereka mengandalkan tim manajemen yang luas untuk menjalankan operasional sehari-hari.
Perbedaan CEO Perusahaan Publik dan Swasta
CEO perusahaan publik menghadapi tekanan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan CEO perusahaan swasta. Mereka harus melaporkan kinerja perusahaan secara berkala kepada pemegang saham dan dewan direksi, serta mematuhi peraturan yang ketat. CEO perusahaan swasta memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam pengambilan keputusan, meskipun tetap harus bertanggung jawab kepada pemilik atau mitra bisnis mereka. Tingkat transparansi dan akuntabilitas menjadi pembeda utama di sini.
Pengaruh Dewan Direksi terhadap Keputusan CEO
Dewan direksi bertindak sebagai pengawas bagi CEO dan manajemen puncak. Mereka meninjau strategi bisnis, mengawasi kinerja keuangan, dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan. Meskipun CEO memiliki wewenang operasional, dewan direksi memiliki hak untuk menyetujui atau menolak keputusan strategis yang signifikan. Ini memastikan bahwa keputusan yang diambil selaras dengan kepentingan pemegang saham.
Tidak selalu CEO adalah pemilik perusahaan; banyak CEO yang memimpin perusahaan publik atau swasta milik investor lain. Namun, ambisi membangun bisnis besar, layaknya seorang CEO yang sukses, bisa dimulai dari skala kecil. Misalnya, mencari peluang usaha seperti sewa stand Alfamart Surabaya , merupakan langkah strategis. Ini membutuhkan perencanaan matang dan strategi bisnis yang cerdas, sama halnya dengan seorang CEO yang memimpin perusahaan besar.
Jadi, menjadi CEO tak selalu identik dengan kepemilikan, namun semangat kewirausahaan tetap menjadi kunci kesuksesan.
Contoh Perbedaan Pengambilan Keputusan Strategis
Bayangkan dua perusahaan: perusahaan A yang dimiliki tunggal oleh seorang pengusaha, dan perusahaan B yang merupakan perusahaan publik. Jika perusahaan A ingin melakukan diversifikasi produk, CEO dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tanpa banyak birokrasi. Sebaliknya, perusahaan B harus melalui proses yang lebih panjang, melibatkan dewan direksi, analisis mendalam, dan pertimbangan terhadap dampaknya terhadap harga saham. Perbedaan ini mencerminkan bagaimana struktur kepemilikan secara fundamental mempengaruhi kecepatan dan kompleksitas pengambilan keputusan strategis.
Hubungan CEO dengan Pemilik Perusahaan

CEO dan pemilik perusahaan, dua peran krusial yang seringkali berjalan beriringan namun memiliki tanggung jawab dan perspektif yang berbeda. Hubungan dinamis ini, yang dijalin di atas fondasi kepercayaan dan akuntabilitas, menentukan arah dan keberhasilan sebuah perusahaan. Pemahaman yang mendalam tentang bagaimana kedua peran ini berinteraksi, termasuk mekanisme pengawasan dan potensi konflik, sangat penting untuk memastikan kinerja perusahaan yang optimal dan keberlanjutan bisnis.
Tanggung Jawab CEO kepada Pemilik Perusahaan, Ceo adalah pemilik perusahaan
CEO bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan strategi bisnis dan pencapaian target perusahaan yang telah ditetapkan oleh pemilik atau dewan direksi. Ini mencakup semua aspek operasional, mulai dari manajemen sumber daya manusia, pengembangan produk, hingga pengelolaan keuangan. CEO bertindak sebagai agen pemilik perusahaan, menjalankan bisnis sesuai dengan visi dan misi yang telah disepakati. Kinerja CEO secara langsung berdampak pada nilai perusahaan dan pengembalian investasi bagi pemilik.
Mekanisme Akuntabilitas CEO
Akuntabilitas CEO kepada pemilik perusahaan diwujudkan melalui berbagai mekanisme. Laporan berkala mengenai kinerja perusahaan, baik keuangan maupun operasional, merupakan hal yang umum. Rapat dewan direksi atau pertemuan rutin dengan pemilik perusahaan juga berfungsi sebagai forum untuk membahas perkembangan bisnis dan mengambil keputusan strategis. Selain itu, sistem kompensasi CEO, yang seringkali dikaitkan dengan kinerja perusahaan, juga menjadi salah satu bentuk akuntabilitas.
Evaluasi kinerja yang komprehensif dan transparan, melibatkan indikator kinerja utama (KPI) yang terukur, merupakan kunci penting dalam proses ini.
Komunikasi yang efektif dan terbuka antara CEO dan pemilik perusahaan adalah fondasi bagi hubungan yang sehat dan produktif. Transparansi dan saling percaya memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat dan cepat, serta membantu dalam mengantisipasi dan mengatasi tantangan bisnis secara efektif. Kegagalan komunikasi dapat berujung pada kesalahpahaman dan konflik yang merugikan perusahaan.
Potensi Konflik Kepentingan
Meskipun CEO bertanggung jawab kepada pemilik perusahaan, potensi konflik kepentingan tetap ada. Perbedaan visi, prioritas, atau gaya manajemen dapat memicu perselisihan. Contohnya, CEO mungkin lebih fokus pada pertumbuhan jangka panjang, sementara pemilik perusahaan menginginkan keuntungan jangka pendek yang maksimal. Penggunaan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi CEO juga merupakan bentuk konflik kepentingan yang serius dan harus dihindari. Mekanisme tata kelola perusahaan yang baik, termasuk dewan komisaris yang independen, sangat penting untuk meminimalisir potensi konflik ini.
Pengaruh Kesepakatan Saham dan Kontrak Kerja
Kesepakatan saham dan kontrak kerja CEO memiliki dampak signifikan terhadap hubungannya dengan pemilik perusahaan. Proporsi kepemilikan saham CEO dapat mempengaruhi tingkat komitmen dan loyalitasnya. Seorang CEO dengan kepemilikan saham yang signifikan cenderung lebih berkepentingan dengan keberhasilan jangka panjang perusahaan. Kontrak kerja, di sisi lain, menjabarkan secara detail tanggung jawab, hak, dan kewajiban CEO, termasuk kompensasi, durasi kontrak, dan kondisi pemutusan hubungan kerja.
Ketentuan-ketentuan dalam kontrak ini dapat mempengaruhi dinamika kekuasaan dan pengambilan keputusan antara CEO dan pemilik perusahaan. Contohnya, klausul tentang hak veto atau persetujuan pemilik perusahaan atas keputusan strategis tertentu dapat membatasi otonomi CEO.
Pengaruh CEO terhadap Keberhasilan Perusahaan: Ceo Adalah Pemilik Perusahaan

CEO, singkatan dari Chief Executive Officer, bukanlah sekadar jabatan. Ia adalah jantung perusahaan, figur yang memimpin, menentukan arah, dan secara langsung memengaruhi keberhasilan atau kegagalan bisnis. Keputusan yang diambil, visi yang diusung, dan gaya kepemimpinan yang diterapkan, semuanya berdampak signifikan pada kinerja perusahaan, budaya kerja, dan daya tarik bagi investor. Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana peran krusial ini membentuk nasib sebuah perusahaan.
Dampak Keputusan CEO terhadap Kinerja Perusahaan
Keputusan seorang CEO, sekecil apapun, berpotensi menciptakan gelombang besar. Sebuah keputusan yang tepat dapat mengantarkan perusahaan ke puncak kesuksesan, sementara kesalahan strategis bisa berujung pada kerugian besar, bahkan kebangkrutan. Berikut beberapa contohnya:
| Keputusan CEO | Dampak Positif | Dampak Negatif | Contoh Kasus |
|---|---|---|---|
| Investasi dalam riset dan pengembangan | Peningkatan inovasi, produk baru, keunggulan kompetitif, pangsa pasar yang lebih besar. | Kegagalan inovasi, pemborosan dana, kerugian finansial jika investasi tidak membuahkan hasil. | Contohnya, investasi Google dalam pengembangan teknologi AI telah menghasilkan berbagai produk dan layanan yang sukses. Sebaliknya, kegagalan Nokia dalam beradaptasi dengan teknologi smartphone menyebabkan penurunan drastis pangsa pasar mereka. |
| Ekspansi pasar global | Peningkatan pendapatan, diversifikasi risiko, peningkatan brand awareness. | Kegagalan adaptasi dengan pasar lokal, biaya operasional tinggi, persaingan ketat. | Contohnya, ekspansi Starbucks ke pasar internasional telah meningkatkan pendapatan secara signifikan. Namun, ekspansi yang terlalu cepat dan kurang matang dapat mengakibatkan kerugian. |
| Penggabungan dan akuisisi | Peningkatan skala bisnis, akses ke teknologi baru, perluasan portofolio produk. | Integrasi yang sulit, budaya perusahaan yang bentrok, beban utang yang tinggi. | Contohnya, akuisisi WhatsApp oleh Facebook (sekarang Meta) memperluas jangkauan pengguna dan layanan mereka. Namun, penggabungan yang gagal dapat mengakibatkan kerugian finansial dan penurunan moral karyawan. |
Visi dan Kepemimpinan CEO dalam Membentuk Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan merupakan cerminan langsung dari kepemimpinan CEO. Visi yang jelas dan inspiratif, dikombinasikan dengan gaya kepemimpinan yang efektif, akan menciptakan lingkungan kerja yang positif, produktif, dan inovatif. Sebaliknya, kepemimpinan yang lemah dan visi yang kabur akan menghasilkan budaya perusahaan yang negatif, berdampak pada produktivitas dan retensi karyawan.
Seorang CEO yang visioner mampu menanamkan nilai-nilai perusahaan yang kuat, membangun rasa kebersamaan, dan memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan bersama. Contohnya, budaya inovatif di Google ditunjang oleh visi CEO untuk terus berinovasi dan menciptakan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat. Sementara itu, budaya yang berfokus pada efisiensi dan produktivitas seringkali dibentuk oleh CEO yang memiliki gaya kepemimpinan yang tegas dan terstruktur.
Peningkatan Nilai Perusahaan oleh CEO yang Efektif
CEO yang efektif tidak hanya fokus pada keuntungan jangka pendek, tetapi juga membangun nilai perusahaan jangka panjang. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai strategi, seperti investasi berkelanjutan dalam inovasi, pengembangan sumber daya manusia, dan manajemen risiko yang efektif. Mereka juga fokus pada strategi pemasaran yang tepat sasaran, sehingga meningkatkan brand awareness dan loyalitas pelanggan.
Dengan menciptakan reputasi yang baik, membangun kepercayaan investor, dan mengelola keuangan perusahaan secara efisien, CEO dapat meningkatkan nilai perusahaan secara signifikan. Contohnya, CEO yang berhasil membangun merek yang kuat dan dikenal luas di pasar akan meningkatkan nilai perusahaan secara signifikan. Selain itu, strategi manajemen risiko yang efektif akan meminimalkan kerugian dan meningkatkan kepercayaan investor.
Gaya Kepemimpinan CEO dan Moral Karyawan
Gaya kepemimpinan CEO memiliki dampak yang besar pada moral karyawan. Kepemimpinan yang transformasional, yang menginspirasi dan memberdayakan karyawan, akan meningkatkan motivasi dan produktivitas. Sebaliknya, kepemimpinan yang otoriter dan tidak peduli akan menurunkan moral karyawan, meningkatkan tingkat stres, dan meningkatkan angka perputaran karyawan.
- Kepemimpinan yang suportif dan partisipatif meningkatkan rasa memiliki dan komitmen karyawan.
- Komunikasi yang terbuka dan jujur membangun kepercayaan dan transparansi.
- Pengakuan dan penghargaan atas prestasi karyawan meningkatkan motivasi dan loyalitas.
- Kesempatan pengembangan karir mendorong pertumbuhan profesional karyawan.
CEO yang Berpengaruh dalam Menarik Investor
Ilustrasi: Bayangkan seorang CEO yang berpengalaman dan berwibawa, berdiri di depan para investor potensial. Ia menyampaikan visi perusahaan dengan percaya diri, menjelaskan strategi bisnis yang inovatif dan berkelanjutan, serta menunjukkan track record yang mengesankan. Ia mampu menjawab setiap pertanyaan dengan lugas dan meyakinkan, menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang pasar dan kompetitor. Wajahnya memancarkan kepercayaan diri dan optimisme, menciptakan kesan profesionalisme dan integritas yang tinggi.
Kehadirannya yang karismatik dan presentasi yang terstruktur, didukung data dan proyeksi yang realistis, membuat para investor terkesan dan yakin untuk menginvestasikan dana mereka.
Kepercayaan diri, rekam jejak yang solid, visi yang jelas, dan kemampuan komunikasi yang efektif merupakan kunci utama bagi seorang CEO dalam menarik investor. Investor tidak hanya melihat angka-angka finansial, tetapi juga menilai kualitas kepemimpinan dan visi jangka panjang dari CEO perusahaan tersebut. Seorang CEO yang mampu membangun kepercayaan dan keyakinan akan dengan mudah menarik minat investor untuk berinvestasi.