Cara ngomong mau resign ternyata butuh strategi jitu. Bukan sekadar menyampaikan keinginan, melainkan seni menyampaikannya secara profesional dan terhormat, agar proses perpisahan tetap berjalan lancar dan hubungan baik tetap terjaga. Memutuskan untuk resign adalah keputusan besar, membutuhkan persiapan matang, baik secara mental maupun teknis. Dari menyiapkan surat pengunduran diri yang tepat, hingga menghadapi kemungkinan pertanyaan dan reaksi atasan yang beragam, semuanya perlu diantisipasi.
Artikel ini akan memandu Anda melewati setiap tahapan, memberikan contoh kalimat, email, dan skenario percakapan yang bisa Anda adaptasi sesuai situasi Anda. Siap untuk menghadapi tantangan ini dan memasuki babak baru karier Anda dengan percaya diri?
Proses resign tak hanya sebatas menyampaikan niat; ini tentang bagaimana Anda mengelola komunikasi, menjaga profesionalisme, dan mempertahankan hubungan baik dengan perusahaan. Persiapan yang matang sangat penting, mulai dari menyusun surat pengunduran diri yang formal, menentukan waktu yang tepat untuk menyampaikan kabar tersebut kepada atasan, hingga mempersiapkan jawaban atas pertanyaan yang mungkin diajukan.
Kemampuan menghadapi berbagai kemungkinan reaksi atasan, dari yang mengerti hingga yang kecewa, juga menjadi kunci sukses dalam proses resign ini. Dengan pengetahuan dan strategi yang tepat, Anda dapat melewati proses ini dengan tenang dan terhormat.
Cara Menyampaikan Keinginan Mengundurkan Diri Secara Profesional

Mengundurkan diri dari pekerjaan adalah keputusan besar yang membutuhkan perencanaan dan eksekusi yang matang. Bukan sekadar menyampaikan keinginan, melainkan juga menjaga hubungan baik dengan perusahaan dan atasan. Proses ini memerlukan pendekatan yang profesional dan penuh pertimbangan, menghindari kesan terburu-buru atau emosional. Berikut beberapa langkah praktis untuk menyampaikan keinginan Anda dengan elegan dan efektif.
Kalimat Pembuka yang Santun dan Lugas
Memulai percakapan dengan atasan mengenai pengunduran diri membutuhkan kalimat pembuka yang tepat. Hindari basa-basi yang bertele-tele, namun tetap jaga sopan santun dan profesionalisme. Kejelasan dan ketulusan dalam menyampaikan niat akan sangat dihargai.
- “Pak/Bu [Nama Atasan], saya ingin menyampaikan niat saya untuk mengundurkan diri dari posisi saya sebagai [Jabatan] di [Perusahaan].”
- “Dengan hormat, saya ingin memberitahukan bahwa saya berencana untuk mengundurkan diri dari posisi saya, efektif mulai tanggal [Tanggal].”
- “Saya ingin menyampaikan informasi penting terkait masa depan karier saya. Saya telah memutuskan untuk mengundurkan diri dari [Perusahaan], dengan tanggal pengunduran diri yang direncanakan pada [Tanggal].”
Penjelasan Alasan Pengunduran Diri yang Singkat dan Profesional
Memberikan alasan pengunduran diri secara singkat dan profesional penting untuk menjaga citra baik Anda. Hindari detail yang berlebihan atau bersifat personal. Fokus pada alasan yang objektif dan relevan dengan keputusan Anda.
Memberi tahu atasan soal resign memang butuh strategi, jangan sampai hubungan baik terganggu. Komunikasikan dengan profesional, jelaskan alasan Anda dengan lugas namun tetap sopan. Setelahnya, fokuslah pada rencana masa depan, misalnya memulai usaha sendiri. Nah, bagi Anda yang berencana pulang kampung, cek dulu ide-ide menarik untuk usaha rumahan di desa ide usaha rumahan di desa yang bisa menghasilkan cuan.
Dengan persiapan matang, proses resign pun terasa lebih ringan dan Anda siap menyambut babak baru yang lebih menjanjikan. Ingat, kesuksesan resign bergantung pada bagaimana Anda mengkomunikasikannya, sehingga pintu komunikasi tetap terbuka untuk kolaborasi di masa mendatang.
- “Saya telah menerima tawaran pekerjaan lain yang lebih sesuai dengan rencana karier jangka panjang saya.”
- “Setelah mempertimbangkan matang-matang, saya merasa perlu untuk mengeksplorasi peluang baru di bidang [Bidang].”
- “Karena alasan pribadi, saya memutuskan untuk mengambil langkah ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kesempatan dan pengalaman yang telah diberikan selama ini.”
Contoh Email Pengunduran Diri yang Formal
Surat email pengunduran diri menjadi bukti tertulis resmi mengenai keputusan Anda. Pastikan email tersebut profesional, ringkas, dan berisi informasi yang lengkap dan akurat. Perhatikan tata bahasa dan ejaan yang baik.
Berikut contoh email yang dapat Anda sesuaikan:
Kepada Yth. Bapak/Ibu [Nama Atasan],
Dengan hormat,
Saya, [Nama Anda], dengan nomor karyawan [Nomor Karyawan], ingin menyampaikan pengunduran diri saya dari posisi [Jabatan] di [Perusahaan], efektif mulai tanggal [Tanggal].
Terima kasih atas kesempatan dan pengalaman berharga selama [Durasi] bekerja di [Perusahaan].
Saya akan selalu menghargai pengalaman dan pembelajaran yang telah saya peroleh di sini.
Hormat saya,
[Nama Anda]Mengutarakan niat resign memang butuh strategi, tetapi jangan sampai terburu-buru. Persiapkan alasan yang profesional dan komunikatif, seperti mencari tantangan baru atau kesempatan pengembangan karier. Misalnya, setelah bertahun-tahun berkontribusi di perusahaan farmasi, Anda mungkin ingin mengeksplorasi bidang lain, bahkan mungkin mempelajari lebih dalam tentang industri farmasi nasional lewat informasi di novel pharmaceutical laboratories indonesia.
Informasi tersebut bisa menambah wawasan Anda sebelum menyampaikan keputusan resign kepada atasan. Dengan persiapan matang, proses resign akan lebih lancar dan profesional, meninggalkan kesan positif di tempat kerja lama.
Cara Menyampaikan Keinginan Mengundurkan Diri Secara Lisan dengan Bahasa Tubuh yang Mendukung
Saat menyampaikan secara langsung, bahasa tubuh berperan penting. Pertahankan kontak mata, jaga postur tubuh yang tegak, dan bicaralah dengan nada suara yang tenang dan percaya diri. Ekspresi wajah yang tenang dan sopan akan membantu menyampaikan pesan dengan efektif. Hindari gestur yang menunjukkan keraguan atau ketidakpastian.
Skenario Percakapan Antara Karyawan dan Atasan
Antisipasi berbagai kemungkinan pertanyaan dari atasan. Siapkan jawaban yang singkat, lugas, dan profesional. Sikap terbuka dan jujur akan membantu kelancaran proses pengunduran diri.
Mengutarakan niat resign butuh strategi, terutama jika Anda bekerja di perusahaan besar. Persiapkan argumen yang kuat dan profesional, misalnya, jika Anda ingin beralih ke industri yang lebih spesifik, Anda bisa meneliti perusahaan-perusahaan yang menarik minat Anda, seperti yang terdaftar di pt industri di jogja , untuk memperkuat alasan perpindahan karier Anda. Setelah itu, sampaikan keinginan Anda dengan sopan dan lugas, sertakan apresiasi atas kesempatan yang telah diberikan selama bekerja.
Ingat, kesan terakhir Anda di perusahaan sangat penting untuk masa depan karier. Bersikaplah bijak dan profesional dalam menyampaikan keputusan ini.
| Karyawan | Atasan |
|---|---|
| “Pak/Bu [Nama Atasan], saya ingin menyampaikan bahwa saya akan mengundurkan diri, efektif mulai tanggal [Tanggal].” | “Oh, ya? Apa alasannya?” |
| “Saya telah menerima tawaran pekerjaan lain yang lebih sesuai dengan rencana karier saya.” | “Saya mengerti. Apakah ada hal lain yang ingin Anda sampaikan?” |
| “Tidak ada, Pak/Bu. Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan selama ini.” | “Terima kasih juga atas dedikasi Anda selama ini. Kita akan membahas proses selanjutnya.” |
Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Mengundurkan Diri: Cara Ngomong Mau Resign
Mengundurkan diri dari pekerjaan adalah keputusan besar yang membutuhkan perencanaan matang. Bukan sekadar menyampaikan niat, proses ini menuntut persiapan menyeluruh, mulai dari administrasi hingga aspek emosional. Kejelasan dan profesionalisme dalam setiap langkah akan meninggalkan kesan positif dan mempermudah transisi karier Anda. Langkah-langkah berikut ini akan memandu Anda melewati proses ini dengan lebih tenang dan terorganisir.
Dokumen-Dokumen Penting
Sebelum menyampaikan surat pengunduran diri, pastikan Anda telah mengumpulkan semua dokumen penting. Ketelitian dalam tahap ini akan menghindari potensi masalah di kemudian hari. Dokumen-dokumen ini akan menjadi bukti kerja Anda selama di perusahaan dan akan sangat dibutuhkan untuk proses selanjutnya, seperti pengurusan surat keterangan kerja atau gaji terakhir.
Mengutarakan niat resign memang butuh strategi; sampaikan dengan profesional dan terukur. Namun, sebelum memutuskan hengkang, pertimbangkan langkah selanjutnya. Apakah Anda sudah punya rencana untuk bagaimana cara menghasilkan uang yang banyak setelahnya? Memastikan sumber pendapatan baru yang stabil sangat penting sebelum menyatakan pengunduran diri. Dengan begitu, proses resign akan lebih tenang dan terencana, menghindari kekhawatiran finansial pasca-resignasi.
Jadi, rencanakan dengan matang cara menyampaikan keputusan resign Anda, setelah memastikan keuangan Anda terjamin.
- Surat Pengunduran Diri: Buatlah surat pengunduran diri yang profesional, singkat, padat, dan jelas. Sebutkan tanggal pengunduran diri dan alasan singkat (opsional).
- Sertifikat Kerja: Minta sertifikat kerja sebagai bukti Anda pernah bekerja di perusahaan tersebut. Sertifikat ini akan sangat berguna saat melamar pekerjaan baru.
- Slip Gaji dan Rekening Bank: Periksa kembali slip gaji dan rekening bank Anda untuk memastikan tidak ada kesalahan pembayaran gaji.
- Lembur dan Tunjangan: Pastikan Anda telah menerima pembayaran lembur dan tunjangan lain yang menjadi hak Anda.
Langkah-Langkah Pengunduran Diri yang Lancar
Proses pengunduran diri yang lancar memerlukan strategi. Jangan sampai proses ini menimbulkan ketegangan atau merusak hubungan baik dengan perusahaan. Komunikasi yang efektif dan terencana sangat krusial.
- Beri tahu atasan Anda secara langsung dan pribadi. Siapkan poin-poin penting yang ingin disampaikan agar komunikasi efektif dan efisien.
- Serahkan surat pengunduran diri secara tertulis sesuai dengan prosedur perusahaan.
- Berkolaborasi dengan tim untuk memastikan penyerahan tugas berjalan lancar dan tidak mengganggu operasional perusahaan.
- Lakukan handover pekerjaan secara profesional dan terdokumentasi dengan baik.
- Jaga komunikasi yang baik dengan HRD dan atasan selama masa pemberitahuan.
Pertanyaan kepada HRD
Sebelum mengundurkan diri, ada baiknya Anda mempersiapkan beberapa pertanyaan untuk HRD. Hal ini untuk memastikan Anda memahami seluruh prosedur dan kebijakan perusahaan terkait pengunduran diri. Kejelasan informasi akan membantu Anda menghindari potensi masalah di kemudian hari.
- Prosedur pengambilan gaji terakhir dan pembayaran tunjangan.
- Prosedur pengurusan surat keterangan kerja dan dokumen penting lainnya.
- Kebijakan perusahaan terkait masa pemberitahuan.
- Proses pengembalian aset perusahaan (jika ada).
Pembicaraan dengan Atasan
Diskusi dengan atasan sebelum menyampaikan keinginan untuk resign sangat penting. Ini bukan hanya tentang menyampaikan niat, tetapi juga kesempatan untuk berterima kasih atas kesempatan dan pengalaman yang telah diberikan, serta menyampaikan kontribusi yang telah diberikan selama bekerja di perusahaan.
- Sampaikan alasan pengunduran diri secara profesional dan singkat.
- Tawarkan bantuan untuk proses transisi pekerjaan.
- Ungkapkan rasa terima kasih atas kesempatan dan pengalaman yang telah diberikan.
- Jaga hubungan baik dan profesionalitas.
Checklist Persiapan
Memastikan persiapan mental dan emosional sama pentingnya dengan persiapan administratif. Proses ini bisa menimbulkan berbagai emosi, mulai dari lega hingga cemas. Dengan persiapan yang matang, Anda akan menghadapi proses ini dengan lebih tenang dan percaya diri.
| Aspek | Tindakan |
|---|---|
| Administrasi | Kumpulkan semua dokumen penting, siapkan surat pengunduran diri. |
| Profesional | Siapkan poin-poin penting yang ingin disampaikan kepada atasan dan HRD. |
| Emosional | Atur ekspektasi, bersiap menghadapi berbagai emosi, dan jaga kesehatan mental. |
| Finansial | Pastikan kondisi keuangan stabil sebelum memutuskan untuk resign. |
Menangani Pertanyaan dan Reaksi Atasan
Mengundurkan diri dari pekerjaan adalah keputusan besar yang memerlukan persiapan matang, termasuk bagaimana menghadapi reaksi atasan. Proses ini bisa terasa menegangkan, bahkan bagi yang sudah merencanakannya dengan baik. Kemampuan mengelola pertanyaan dan reaksi atasan dengan profesional dan tenang akan menentukan kesan terakhir Anda di perusahaan dan membuka jalan untuk transisi karir yang lebih lancar. Berikut beberapa strategi untuk menghadapi situasi tersebut.
Memberi tahu atasan soal resign butuh strategi, jangan sampai hubungan baik jadi rusak. Persiapkan argumen yang kuat dan profesional, bahkan selayaknya menyiapkan rencana matang seperti memilih menu favorit di kebab turki baba rafi sebelum makan siang. Kejelasan dan kesopanan adalah kunci. Hindari drama, fokus pada ucapan terima kasih dan penjelasan singkat alasan resign.
Ingat, kesan terakhir sama pentingnya dengan performa kerja selama ini. Jadi, sampaikan keputusan Anda dengan tegas namun tetap santun, seperti memesan kebab favorit Anda tanpa ragu.
Komunikasi yang efektif dan persiapan mental yang kuat adalah kunci. Pahami bahwa reaksi atasan bisa beragam, mulai dari menerima dengan tenang hingga mencoba membujuk Anda untuk tetap bertahan. Yang terpenting adalah bersikap jujur, sopan, dan tetap profesional dalam setiap interaksi.
Respon Terhadap Pertanyaan Detail Mengenai Alasan Pengunduran Diri
Memberikan alasan pengunduran diri secara detail bisa jadi pedang bermata dua. Terlalu jujur bisa menimbulkan masalah, sementara terlalu singkat bisa terkesan tidak profesional. Kuncinya adalah keseimbangan. Berikan alasan yang cukup untuk menjelaskan keputusan Anda tanpa perlu mengumbar detail yang sensitif atau bersifat negatif terhadap perusahaan. Fokuslah pada aspek positif, seperti kesempatan pengembangan karir di tempat baru atau alasan pribadi yang kuat.
- Contoh: “Saya telah mempertimbangkan dengan matang dan merasa saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengeksplorasi peluang baru yang selaras dengan tujuan karir jangka panjang saya.” Hindari kalimat seperti, “Saya tidak suka atasan saya” atau “Perusahaan ini tidak memberikan kesempatan pengembangan karir.”
Respon Terhadap Upaya Bujukan Atasan
Jika atasan mencoba membujuk Anda untuk tetap bekerja, dengarkan dengan penuh perhatian. Namun, tetap teguh pada keputusan Anda. Ucapkan terima kasih atas tawaran dan pertimbangannya, tetapi tegaskan kembali keinginan Anda untuk mengundurkan diri. Anda bisa menyampaikan apresiasi atas kesempatan yang telah diberikan selama bekerja di perusahaan tersebut, sekaligus menekankan bahwa keputusan ini telah dipikirkan secara matang.
- Contoh: “Saya sangat menghargai tawaran dan pertimbangan Bapak/Ibu. Namun, saya telah mempertimbangkan dengan matang dan tetap pada keputusan saya untuk melanjutkan karir di tempat lain. Saya sangat berterima kasih atas kesempatan yang telah diberikan selama ini.”
Mengatasi Situasi yang Tegang atau Tidak Nyaman
Situasi saat menyampaikan keinginan untuk resign bisa terasa tegang. Untuk mengatasinya, persiapkan diri dengan baik, baik secara mental maupun materi. Latih cara penyampaian Anda, dan pastikan Anda memahami hak dan kewajiban Anda sebagai karyawan. Jika memungkinkan, siapkan dokumen pengunduran diri secara tertulis sebagai bukti formal. Kejelasan dan kesopanan dalam komunikasi akan membantu meredakan ketegangan.
- Tips: Berpakaian rapi, menjaga kontak mata, dan berbicara dengan tenang dan percaya diri. Ingatlah untuk selalu bersikap profesional, meskipun situasi terasa tidak nyaman.
Kemungkinan Pertanyaan Atasan dan Respon yang Tepat
| Pertanyaan Atasan | Respon Karyawan | Pertanyaan Atasan | Respon Karyawan |
|---|---|---|---|
| Mengapa Anda ingin mengundurkan diri? | Saya telah mendapatkan kesempatan pengembangan karir yang lebih sesuai dengan tujuan jangka panjang saya. | Apakah Anda sudah menemukan pekerjaan baru? | Ya, saya sudah memiliki rencana selanjutnya. |
| Kapan Anda bisa meninggalkan perusahaan? | Saya siap untuk membantu proses transisi dan akan memberikan pemberitahuan yang cukup. | Kemana Anda akan bekerja? | Saya akan bergabung dengan perusahaan yang lebih sesuai dengan perkembangan karir saya. |
| Apa yang bisa kami lakukan agar Anda tetap tinggal? | Saya sangat menghargai tawaran tersebut, namun saya tetap pada keputusan saya. | Apakah Anda punya masukan untuk perusahaan? | Saya selalu merasa dihargai dan belajar banyak selama bekerja di sini. |
Menjaga Hubungan Baik Setelah Mengundurkan Diri

Mengundurkan diri dari pekerjaan adalah momen yang krusial. Bukan hanya soal menyampaikan niat Anda, tetapi juga tentang bagaimana Anda menjaga hubungan baik dengan atasan dan rekan kerja setelahnya. Membangun reputasi profesional yang baik jauh lebih berharga daripada sekadar mendapatkan pekerjaan baru. Langkah bijak dalam proses ini akan membuka peluang kolaborasi di masa depan dan menjaga jaringan profesional Anda tetap solid.
Ingat, dunia kerja ibarat sebuah ekosistem; menjaga keseimbangannya akan menguntungkan Anda dalam jangka panjang.
Tips Menjaga Hubungan Baik dengan Atasan dan Rekan Kerja
Menjaga hubungan baik pasca-resignasi bukan sekadar basa-basian, melainkan investasi untuk karier Anda. Ini tentang menunjukkan profesionalisme dan rasa terima kasih atas kesempatan yang diberikan. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda terapkan:
- Berikan pemberitahuan resmi secara tertulis minimal dua minggu sebelum tanggal pengunduran diri Anda. Ini memberikan waktu bagi perusahaan untuk mempersiapkan transisi pekerjaan Anda.
- Bersikaplah terbuka dan jujur dalam menjelaskan alasan pengunduran diri Anda, tanpa perlu terlalu detail atau mengumbar hal-hal negatif. Profesionalisme adalah kunci di sini.
- Tawarkan bantuan dalam proses transisi pekerjaan Anda. Dokumentasikan tugas-tugas penting, latih rekan kerja yang akan menggantikan Anda, dan pastikan semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Anda selesai dengan baik.
- Selalu berkomunikasi dengan sopan dan profesional, baik melalui email maupun tatap muka. Hindari gosip atau komentar negatif tentang perusahaan atau mantan rekan kerja.
- Jaga koneksi dengan rekan kerja melalui media sosial profesional, seperti LinkedIn. Ini menunjukkan Anda menghargai hubungan yang telah terjalin.
Contoh Kalimat Penutup Surat Pengunduran Diri yang Profesional, Cara ngomong mau resign
Kalimat penutup dalam surat pengunduran diri menjadi kesan terakhir Anda bagi perusahaan. Buatlah kalimat yang profesional, tulus, dan menunjukkan rasa hormat.
- “Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kesempatan dan pengalaman berharga yang telah diberikan selama bekerja di [Nama Perusahaan]. Saya berharap perusahaan terus berkembang dan mencapai kesuksesan yang lebih besar.”
- “Saya sangat menghargai kesempatan untuk bekerja di [Nama Perusahaan] selama [Lama Bekerja]. Saya berharap dapat selalu terhubung dan menjaga hubungan baik dengan seluruh tim.”
- “Terima kasih atas bimbingan dan dukungan yang telah diberikan selama masa kerja saya. Saya mendoakan kesuksesan berkelanjutan bagi [Nama Perusahaan] dan seluruh karyawan.”
Pentingnya Memberikan Informasi yang Dibutuhkan Perusahaan
Sebelum meninggalkan pekerjaan, pastikan Anda telah memberikan semua informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk kelancaran operasional. Hal ini menunjukkan komitmen Anda hingga hari terakhir bekerja. Dokumentasi yang lengkap dan detail akan sangat membantu perusahaan dalam proses transisi.
- Serahkan laporan kemajuan proyek yang sedang berjalan, termasuk detail tugas yang telah selesai dan yang masih tertunda.
- Buatlah panduan atau dokumentasi yang komprehensif tentang tugas-tugas rutin dan prosedur operasional yang menjadi tanggung jawab Anda.
- Berikan akses kepada rekan kerja yang akan menggantikan Anda terhadap semua data dan informasi yang relevan.
- Berikan kontak Anda untuk hal-hal yang bersifat darurat, setidaknya selama masa transisi.
Contoh Pesan Perpisahan untuk Rekan Kerja
Ucapkan perpisahan dengan tulus kepada rekan kerja Anda. Pesan perpisahan yang singkat, namun berkesan, akan meninggalkan kesan positif dan menjaga hubungan baik di masa mendatang.
- “Terima kasih atas kerjasama dan dukungannya selama ini. Semoga kita selalu sukses dan tetap terhubung.”
- “Saya sangat menikmati bekerja bersama kalian semua. Semoga kita dapat tetap menjalin silaturahmi.”
- “Terima kasih atas semua kenangan indah selama bekerja bersama. Semoga sukses selalu untuk kalian.”
Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan selama bekerja di sini. Saya berharap perusahaan terus berkembang dan sukses.
Ilustrasi Situasi dan Solusi Mengundurkan Diri
Mengundurkan diri dari pekerjaan adalah keputusan besar yang memerlukan perencanaan dan strategi komunikasi yang tepat. Tak jarang, proses ini diwarnai beragam situasi, mulai dari tanggapan atasan yang tak terduga hingga kebutuhan untuk menyampaikan alasan yang sensitif. Memahami berbagai kemungkinan skenario dan mempersiapkan solusi yang tepat akan membantu Anda melewati proses ini dengan profesional dan terhormat.
Atasan Marah atau Kecewa
Reaksi atasan bisa beragam, dari kecewa hingga marah. Bayangkan skenario: Anda telah menyampaikan niat resign, namun atasan langsung menunjukkan ketidaksetujuan yang keras, bahkan sampai menaikkan nada suara. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari proyek yang belum selesai hingga kurangnya pengganti yang kompeten. Solusi yang tepat adalah tetap tenang dan profesional. Ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan dan tegaskan kembali keputusan Anda dengan sopan, namun tegas.
Jika memungkinkan, tawarkan bantuan dalam proses transisi untuk meminimalisir dampak negatif kepergian Anda. Jangan terpancing emosi, dan tetap berpegang pada alasan yang telah Anda siapkan sebelumnya.
Menolak Tawaran untuk Tetap Bekerja
Seringkali, atasan akan mencoba membujuk Anda untuk tetap bekerja dengan menawarkan kenaikan gaji, promosi, atau perubahan peran. Ini adalah situasi yang menuntut kehati-hatian. Meskipun tawaran tersebut menggiurkan, tetaplah konsisten dengan keputusan Anda. Sampaikan penolakan Anda dengan sopan dan profesional, dengan menekankan rasa terima kasih atas tawaran tersebut, tetapi tetap menyatakan komitmen Anda untuk melanjutkan rencana kepergian.
Berikan alasan singkat dan lugas, tanpa perlu bertele-tele.
Menjelaskan Alasan Pengunduran Diri yang Sensitif
Ada kalanya alasan pengunduran diri bersifat sensitif, misalnya masalah kesehatan pribadi atau ketidaksesuaian dengan budaya kerja. Dalam situasi ini, kejujuran yang bijaksana sangat penting. Anda tidak perlu memberikan detail yang terlalu pribadi, cukup sampaikan inti permasalahan dengan bahasa yang profesional dan terukur. Contohnya, jika alasannya karena masalah kesehatan, Anda bisa mengatakan bahwa Anda membutuhkan waktu untuk fokus pada pemulihan kesehatan.
Jika karena ketidaksesuaian budaya kerja, Anda dapat menyatakan bahwa Anda mencari lingkungan kerja yang lebih sesuai dengan gaya kerja dan nilai-nilai Anda. Penting untuk menghindari bahasa yang menyalahkan pihak lain.
Meminta Referensi dari Atasan
Meminta surat referensi dari atasan setelah mengundurkan diri adalah hal yang wajar dan bahkan dianjurkan. Namun, pastikan Anda telah membangun hubungan kerja yang baik dengan atasan Anda. Sampaikan permintaan Anda dengan sopan dan tepat waktu, sebelum Anda benar-benar meninggalkan perusahaan. Berikan atasan Anda cukup waktu untuk mempersiapkan surat referensi tersebut. Sertakan informasi kontak Anda yang terbaru, dan sampaikan ucapan terima kasih atas waktu dan bantuannya.