Cara Berternak Lele Bagi Pemula

Aurora January 24, 2025

Cara berternak lele bagi pemula, impian menghasilkan pundi-pundi rupiah dari bisnis budidaya perikanan ini ternyata lebih mudah dari yang dibayangkan. Memulai usaha ini tak perlu modal besar, lahan sempit pun bisa dimanfaatkan. Dengan tekad dan pengetahuan yang tepat, prospek bisnis lele sungguh menjanjikan. Bayangkan, memanen hasil jerih payah sendiri, menikmati cita rasa lele segar, dan meraup keuntungan yang berkelanjutan.

Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah, dari persiapan awal hingga panen raya. Siap-siap menjadi juragan lele!

Berternak lele menawarkan peluang usaha yang menarik, terutama bagi pemula. Keuntungannya cukup menjanjikan, permintaan pasar tinggi, dan perawatannya relatif mudah. Namun, kesuksesan bergantung pada pemahaman yang komprehensif tentang setiap tahapan, mulai dari pemilihan bibit hingga manajemen pasca panen. Dengan panduan yang tepat, Anda dapat meminimalisir risiko kegagalan dan memaksimalkan keuntungan. Mari kita telusuri langkah-langkah praktis dan efektif dalam membudidayakan lele.

Persiapan Awal Budidaya Lele

Cara Berternak Lele Bagi Pemula

Memulai bisnis budidaya lele? Jangan terburu-buru! Sukses dalam beternak lele membutuhkan perencanaan matang dan persiapan yang teliti. Dari pemilihan bibit hingga sterilisasi kolam, setiap langkah krusial untuk hasil panen yang melimpah dan menguntungkan. Berikut langkah-langkah persiapan yang perlu Anda perhatikan sebelum terjun ke dunia perikanan ini.

Tahapan Persiapan Budidaya Lele

Sebelum memulai, pastikan Anda memahami seluruh tahapannya. Keberhasilan budidaya lele sangat bergantung pada detail persiapan awal. Kesalahan kecil dapat berakibat fatal, menyebabkan kerugian finansial dan waktu. Oleh karena itu, pelajari setiap detail dengan saksama dan pastikan Anda siap menghadapi tantangan yang mungkin muncul. Lakukan riset dan konsultasi dengan para peternak lele berpengalaman untuk meminimalisir risiko kegagalan.

Peralatan dan Bahan yang Dibutuhkan

Memiliki peralatan dan bahan yang tepat adalah kunci keberhasilan. Berikut tabel rincian peralatan dan bahan yang dibutuhkan beserta estimasi biayanya. Perlu diingat bahwa harga dapat bervariasi tergantung lokasi dan pemasok. Tabel ini hanyalah estimasi, Anda mungkin perlu menyesuaikannya berdasarkan kebutuhan dan skala budidaya Anda.

Nama Peralatan/BahanFungsiJumlahHarga Satuan (Rp)
Bibit LeleSumber utama produksi1000 ekor500
Kolam Terpal/BakTempat pemeliharaan lele2 unit1.000.000
Pakan LeleNutrisi utama lele50 kg20.000
AeratorMenjaga kualitas air2 unit250.000
ProbiotikMeningkatkan kesehatan air1 botol50.000
KapurMenetralisir pH air10 kg20.000
Termometer airMemantau suhu air1 unit25.000
JaringUntuk memanen lele1 unit50.000

Sterilisasi Kolam/Bak Ternak

Sterilisasi kolam sangat penting untuk mencegah penyakit dan memastikan pertumbuhan lele yang optimal. Proses ini menghilangkan bakteri, jamur, dan parasit yang dapat menyebabkan kematian massal. Langkah-langkah sterilisasi yang efektif meliputi pembersihan menyeluruh, pengeringan, dan desinfeksi menggunakan kapur atau desinfektan yang sesuai. Pastikan kolam benar-benar kering sebelum diisi air. Pembersihan rutin juga perlu dilakukan secara berkala untuk menjaga kebersihan kolam.

Pemilihan Bibit Lele Unggul

Memilih bibit lele unggul merupakan investasi jangka panjang. Bibit yang sehat dan berkualitas akan menghasilkan panen yang lebih banyak dan lebih cepat. Carilah bibit lele yang berukuran seragam, lincah, dan bebas dari penyakit. Beberapa varietas unggul yang direkomendasikan untuk pemula antara lain lele sangkuriang dan lele dumbo. Belilah bibit dari sumber terpercaya untuk memastikan kualitasnya.

Perhatikan juga sertifikasi bibit yang dimiliki oleh penjual.

Pemilihan Lokasi Budidaya

Lokasi budidaya yang tepat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Pilihlah lokasi yang mudah diakses, dekat dengan sumber air bersih, dan memiliki sistem drainase yang baik. Hindari lokasi yang tergenang air atau rawan banjir. Ketersediaan lahan yang cukup juga perlu dipertimbangkan. Lokasi yang terpapar sinar matahari secara cukup juga akan mendukung pertumbuhan lele yang optimal.

Udara yang segar dan tidak lembab juga perlu diperhatikan.

Berternak lele, bisnis menjanjikan bagi pemula! Modalnya relatif terjangkau, tinggal kuasai teknik budidaya yang tepat. Bayangkan, setelah panen, aroma keberhasilan menyeruak, seharum parfum isi ulang yang wanginya tahan lama favoritmu. Keuntungannya pun bisa sewanginya aroma keberhasilan itu, menyegarkan dan bertahan lama. Intinya, fokus pada manajemen kolam dan pakan berkualitas untuk hasil maksimal dalam berternak lele.

Sukses berbisnis lele dimulai dari perencanaan yang matang dan konsisten.

Pemilihan Bibit dan Penebaran

Memilih bibit lele yang berkualitas dan melakukan penebaran yang tepat merupakan kunci keberhasilan budidaya lele. Langkah awal ini menentukan produktivitas dan kesehatan ternak Anda. Kegagalan di tahap ini dapat berdampak signifikan pada hasil panen, bahkan kerugian finansial. Oleh karena itu, pahami dengan cermat karakteristik bibit unggul, teknik pemilihan, dan metode penebaran yang tepat.

Karakteristik Bibit Lele Berkualitas

Bibit lele unggul dicirikan oleh beberapa faktor penting. Pertama, perhatikan ukuran dan bobot bibit. Bibit yang ideal umumnya memiliki ukuran seragam, dengan panjang sekitar 5-7 cm dan bobot yang relatif sama. Ukuran yang seragam menandakan pertumbuhan yang sehat dan merata. Selanjutnya, perhatikan bentuk tubuh.

Bibit lele yang sehat memiliki bentuk tubuh yang ramping, tidak bengkok atau cacat fisik. Gerakannya lincah dan responsif terhadap rangsangan. Warna tubuhnya cerah, tidak kusam atau pucat. Terakhir, jangan abaikan kondisi insang. Insang yang sehat berwarna merah muda cerah dan bebas dari lendir berlebihan.

Bibit yang berkualitas akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dan pertumbuhan yang optimal.

Pakan dan Manajemen Pakan: Cara Berternak Lele Bagi Pemula

Memilih pakan dan mengelolanya dengan tepat adalah kunci sukses budidaya lele. Bukan hanya soal memberi makan, melainkan strategi terintegrasi yang mempengaruhi pertumbuhan, kesehatan, dan profitabilitas usaha Anda. Manajemen pakan yang baik akan berdampak signifikan pada efisiensi biaya dan kualitas lele yang dihasilkan. Bayangkan, lele yang sehat dan tumbuh optimal akan menghasilkan keuntungan berlipat ganda. Mari kita bahas strategi jitu dalam manajemen pakan lele.

Berternak lele bagi pemula sebenarnya mudah, kok! Perlu persiapan matang, mulai dari pemilihan bibit hingga manajemen pakan. Keuntungannya? Potensi penghasilannya lumayan, bahkan bisa menandingi omzet bisnis ice kepal milo yang sedang naik daun. Setelah panen, fokus pada pemasaran yang efektif agar ternak lele Anda laris manis. Dengan perencanaan yang tepat, bisnis ini bisa menjadi sumber pendapatan yang stabil dan menjanjikan.

Jadi, jangan ragu untuk memulai usaha ternak lele yang menguntungkan ini.

Pakan lele yang tepat, baik kualitas maupun kuantitasnya, akan menentukan keberhasilan usaha budidaya. Pemberian pakan yang salah dapat berujung pada kerugian finansial dan kematian lele. Oleh karena itu, perencanaan yang matang dan teliti sangat penting.

Berternak lele? Gampang kok, pemula pun bisa! Mulai dari persiapan kolam hingga panen, banyak sumber daya online yang bisa membantu. Setelah panen, kamu bisa manfaatkan hasil ternakmu untuk ide bisnis kuliner, apalagi di bulan puasa yang penuh berkah. Coba cek ide jualan makanan dibulan puasa untuk inspirasi, misalnya olahan lele yang gurih dan menggugah selera.

Dengan begitu, keuntungan berlipat bisa kamu raih. Jadi, siap-siap raih kesuksesan berternak lele dan ciptakan peluang usaha yang menjanjikan!

Tabel Kebutuhan Pakan Lele Berdasarkan Fase Pertumbuhan, Cara berternak lele bagi pemula

Tabel berikut ini menyajikan panduan umum kebutuhan pakan lele pada berbagai fase pertumbuhan. Perlu diingat bahwa kebutuhan ini dapat bervariasi tergantung faktor lingkungan, jenis lele, dan kualitas pakan yang digunakan. Selalu amati kondisi lele Anda dan sesuaikan pemberian pakan jika diperlukan.

Berternak lele? Gampang kok, bagi pemula pun bisa! Persiapannya sederhana, fokus pada kualitas air dan pakan. Setelah panen, kamu bisa manfaatkan waktu luang dengan membuat kerajinan tangan, misalnya dengan mengikuti panduan cara membuat gantungan kunci yang mudah untuk menambah penghasilan. Hasil panen lele yang melimpah bisa diolah jadi berbagai produk, dan gantungan kunci unik bertema lele bisa jadi suvenir menarik.

Jadi, selain sukses berternak, kamu juga bisa menambah pendapatan dari kreativitasmu. Manfaatkan peluang usaha ini sebaik mungkin!

Jenis PakanKomposisi Nutrisi (Contoh)Jumlah Pemberian (g/kg berat badan)Frekuensi Pemberian
Pakan Buatan Pabrik (starter)Protein 35%, Lemak 8%, Karbohidrat 30%8-10%4-5 kali/hari
Pakan Buatan Pabrik (grower)Protein 30%, Lemak 6%, Karbohidrat 35%6-8%3-4 kali/hari
Pakan Buatan Pabrik (finisher)Protein 25%, Lemak 4%, Karbohidrat 40%4-6%2-3 kali/hari
Cacing SutraProtein tinggi, sumber nutrisi alamiSebagai suplemenSesuai kebutuhan

Pentingnya Manajemen Pakan untuk Efisiensi Biaya dan Pertumbuhan Lele

Manajemen pakan yang baik tidak hanya memastikan pertumbuhan lele yang optimal, tetapi juga menekan biaya operasional. Pemberian pakan yang tepat sasaran mengurangi pemborosan pakan dan mencegah pencemaran air. Hal ini akan berdampak positif pada profitabilitas usaha Anda. Perhitungan yang akurat dan pemantauan yang ketat sangat penting dalam mencapai efisiensi ini. Sebagai contoh, penggunaan pakan berkualitas dengan komposisi nutrisi yang sesuai akan menghasilkan tingkat konversi pakan (FCR) yang rendah, artinya lele dapat tumbuh optimal dengan jumlah pakan yang lebih sedikit.

Cara Menghitung Kebutuhan Pakan Harian

Menghitung kebutuhan pakan harian lele cukup sederhana. Anda perlu mengetahui jumlah lele dan berat rata-rata lele. Sebagai contoh, jika Anda memiliki 1000 ekor lele dengan berat rata-rata 100 gram, dan menggunakan pakan dengan persentase pemberian 8%, maka kebutuhan pakan harian adalah:

1000 ekor x 100 gram x 8% = 8000 gram atau 8 kg pakan

Berternak lele, bisnis menjanjikan bagi pemula, cukup dengan modal minim dan lahan terbatas. Namun, jika ingin diversifikasi usaha, pertimbangkan juga peluang usaha lain yang tak kalah menguntungkan, seperti usaha laundry kiloan dengan modal kecil yang potensial menghasilkan keuntungan berkelanjutan. Setelah menguasai teknik budidaya lele, menambah portofolio usaha laundry bisa jadi strategi cerdas untuk memaksimalkan pendapatan.

Dengan perencanaan yang matang, kedua usaha ini bisa berjalan beriringan, memberikan stabilitas finansial yang lebih baik. Intinya, kunci sukses berternak lele tetap pada konsistensi dan manajemen yang tepat.

Namun, rumus ini hanya sebagai acuan. Anda perlu menyesuaikannya dengan kondisi dan fase pertumbuhan lele.

Cara Pemberian Pakan yang Benar

Pemberian pakan yang benar sangat penting untuk mencegah pencemaran air. Sebaiknya pakan diberikan secara bertahap dan merata di beberapa titik dalam kolam. Hindari memberikan pakan secara berlebihan sekaligus, karena akan menyebabkan sisa pakan mengendap di dasar kolam dan mencemari air. Pemberian pakan secara teratur dan terkontrol juga akan mencegah pertumbuhan alga yang berlebihan.

Dampak Pemberian Pakan yang Kurang atau Berlebihan

Pemberian pakan yang kurang akan menyebabkan lele kekurangan nutrisi, pertumbuhan terhambat, dan daya tahan tubuh menurun. Sebaliknya, pemberian pakan yang berlebihan akan menyebabkan pencemaran air, pertumbuhan bakteri patogen, dan meningkatkan risiko penyakit pada lele. Oleh karena itu, keseimbangan dalam pemberian pakan sangat penting untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan lele secara optimal.

Pengelolaan Kualitas Air

Kualitas air merupakan faktor penentu keberhasilan budidaya lele. Air yang tercemar atau tidak sesuai parameter dapat menyebabkan kematian massal, pertumbuhan terhambat, dan bahkan kerugian finansial yang signifikan. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang pengelolaan kualitas air sangat krusial bagi pemula yang ingin memulai bisnis ternak lele yang sukses dan menguntungkan. Mari kita bahas parameter penting dan strategi pengelolaannya.

Menjaga kualitas air optimal bukan sekadar menjaga kebersihan, melainkan juga menciptakan lingkungan yang menunjang pertumbuhan dan kesehatan lele. Ini memerlukan pemantauan dan tindakan preventif yang konsisten. Keberhasilan budidaya lele sangat bergantung pada kejelian kita dalam mengelola kualitas air.

Parameter Kualitas Air untuk Budidaya Lele

Beberapa parameter kunci yang harus selalu dipantau meliputi suhu, pH, oksigen terlarut (DO), dan kadar amonia. Ketidakseimbangan parameter ini dapat berdampak serius pada kesehatan dan produktivitas lele. Pemantauan rutin dan tindakan korektif yang tepat waktu sangat penting untuk mencegah kerugian.

  • Suhu: Suhu ideal untuk budidaya lele berkisar antara 25-30 derajat Celcius. Suhu yang terlalu tinggi atau rendah dapat menyebabkan stres dan kematian. Fluktuasi suhu yang drastis juga harus dihindari.
  • pH: pH air yang ideal berada di kisaran 6,5-8,0. pH yang terlalu asam atau basa dapat mengganggu keseimbangan ekosistem kolam dan menghambat pertumbuhan lele. Penggunaan probiotik dapat membantu menjaga kestabilan pH.
  • Oksigen Terlarut (DO): Kadar oksigen terlarut minimal harus 4 ppm. Kadar oksigen yang rendah dapat menyebabkan lele kekurangan oksigen dan mati lemas. Aerasi yang cukup penting untuk menjaga kadar oksigen tetap optimal. Sistem aerasi yang baik dan efisien dapat mencegah kematian massal.
  • Amonia: Kadar amonia yang tinggi sangat berbahaya bagi lele. Amonia yang berlebih dapat menyebabkan keracunan dan kematian. Penggunaan filter biologis dan penggantian air secara berkala dapat membantu mengurangi kadar amonia.

Menjaga Kualitas Air Tetap Optimal

Menjaga kualitas air membutuhkan ketekunan dan pemahaman yang baik. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  1. Pemantauan Rutin: Lakukan pengecekan parameter kualitas air secara rutin, minimal dua kali sehari, menggunakan alat pengukur yang akurat.
  2. Aerasi yang Cukup: Pastikan kolam atau bak teraliri oksigen yang cukup melalui aerasi. Sistem aerasi yang baik sangat penting untuk menjaga kadar oksigen terlarut.
  3. Penggunaan Probiotik: Probiotik dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem kolam dan mencegah pertumbuhan bakteri jahat.
  4. Penggantian Air Berkala: Lakukan penggantian air secara berkala untuk mengurangi kadar amonia dan zat-zat berbahaya lainnya. Frekuensi penggantian air bergantung pada kepadatan stok dan ukuran kolam.
  5. Pembersihan Kolam/Bak: Bersihkan kotoran dan sisa pakan secara teratur untuk mencegah pencemaran air.

Tanda-Tanda Kualitas Air yang Buruk dan Cara Mengatasinya

Beberapa tanda kualitas air yang buruk antara lain: lele tampak lesu, nafsu makan menurun, muncul bintik-bintik merah pada tubuh lele, dan kematian massal. Jika ditemukan tanda-tanda tersebut, segera periksa parameter kualitas air dan lakukan tindakan korektif.

Tanda-tandaPenyebabSolusi
Lele lesuKadar oksigen rendah, suhu air tidak idealTingkatkan aerasi, atur suhu air
Nafsu makan menurunKualitas air buruk, penyakitPeriksa parameter air, berikan pengobatan jika diperlukan
Kematian massalKadar amonia tinggi, penyakitGanti sebagian air, berikan pengobatan

Pergantian Air dan Pembersihan Kolam/Bak Secara Berkala

Pergantian air dan pembersihan kolam/bak merupakan langkah penting dalam menjaga kualitas air. Frekuensi pergantian air dan pembersihan bergantung pada kepadatan stok dan ukuran kolam. Namun, sebagai panduan umum, pergantian air sebaiknya dilakukan minimal 10-20% setiap minggu. Pembersihan kolam/bak dilakukan secara berkala, minimal 1 bulan sekali, untuk mencegah penumpukan kotoran.

Proses penggantian air harus dilakukan secara bertahap untuk menghindari stres pada lele. Jangan mengganti air secara tiba-tiba karena dapat menyebabkan perubahan suhu dan pH yang drastis.

Dampak Buruk Kualitas Air yang Tidak Terjaga

Kualitas air yang buruk dapat menyebabkan berbagai masalah, mulai dari pertumbuhan lele yang terhambat hingga kematian massal. Stres akibat kualitas air yang buruk dapat menurunkan daya tahan tubuh lele terhadap penyakit, sehingga meningkatkan risiko serangan penyakit dan kematian. Secara ekonomi, hal ini berujung pada kerugian yang signifikan bagi pembudidaya.

Keberhasilan budidaya lele sangat bergantung pada pengelolaan kualitas air yang optimal.

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Lele

Cara berternak lele bagi pemula

Keberhasilan budidaya lele tak hanya bergantung pada teknik pemeliharaan yang tepat, tetapi juga pada kemampuan kita dalam mencegah dan mengendalikan penyakit. Penyakit pada lele dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan, bahkan hingga kegagalan panen. Oleh karena itu, pemahaman yang komprehensif tentang pencegahan dan penanganan penyakit sangat krusial bagi pembudidaya pemula. Langkah-langkah proaktif jauh lebih efektif dan ekonomis daripada penanganan penyakit yang sudah mewabah.

Identifikasi Penyakit Umum dan Gejalanya

Penyakit pada lele beragam, berasal dari bakteri, virus, jamur, maupun parasit. Beberapa penyakit umum yang perlu diwaspadai antara lain Aeromonas (bakteri), bakteri Edwardsiella, dan jamur Saprolegnia. Gejala yang muncul bervariasi tergantung jenis penyakitnya. Misalnya, Aeromonas ditandai dengan luka pada tubuh lele, sisik yang rontok, dan perut kembung. Sementara itu, serangan jamur Saprolegnia akan terlihat dari pertumbuhan jamur putih kapas pada tubuh lele.

Pengamatan rutin dan kejelian dalam mengenali gejala awal sangat penting untuk intervensi dini. Konsultasi dengan ahli atau petugas kesehatan hewan juga dianjurkan jika gejala yang muncul tidak biasa atau sulit diidentifikasi.

Panen dan Pasca Panen Lele

Cara berternak lele bagi pemula

Memasuki tahap panen adalah momen yang dinantikan setiap pembudidaya lele. Sukses atau tidaknya usaha ternak lele, sebagian besar ditentukan oleh bagaimana kita menangani proses panen dan pasca panen. Ketepatan dalam menentukan waktu panen, teknik panen yang efisien, hingga penyimpanan yang tepat akan berdampak signifikan pada kualitas lele dan keuntungan yang diperoleh. Berikut ini panduan lengkapnya.

Tanda-tanda Lele Siap Panen

Lele siap panen umumnya ditandai dengan beberapa ciri fisik. Ukuran tubuh menjadi penentu utama. Umumnya, lele siap panen ketika telah mencapai ukuran tertentu, misalnya sekitar 20-25 cm, tergantung jenis dan target pasar. Selain ukuran, perhatikan juga kondisi fisik lele. Lele yang sehat dan siap panen akan memiliki tubuh yang padat, lincah, dan sisik yang mengkilat.

Hindari memanen lele yang terlihat kurus, lemas, atau memiliki luka. Memanen lele yang tepat waktu akan menghasilkan kualitas produk yang optimal dan memaksimalkan keuntungan. Perhatikan pula berat panen yang sesuai dengan target pasar.

Proses Panen Lele yang Benar dan Efisien

Panen lele dapat dilakukan dengan beberapa metode, disesuaikan dengan kondisi kolam dan jumlah lele yang dipanen. Metode yang umum digunakan adalah dengan menggunakan jaring. Sebelum memulai, pastikan air kolam sudah dikuras sebagian agar memudahkan proses pengambilan lele. Gunakan jaring dengan ukuran mata jaring yang sesuai agar lele tidak terluka. Proses pengambilan lele harus dilakukan secara hati-hati dan perlahan untuk menghindari kerusakan pada tubuh lele.

Penting juga untuk mempersiapkan wadah penampung yang cukup besar dan bersih untuk menampung lele yang telah dipanen. Lakukan proses panen secara bertahap dan terencana agar tidak menyebabkan stres pada lele yang belum dipanen. Efisiensi panen juga dapat ditingkatkan dengan melibatkan beberapa orang untuk mempercepat prosesnya.

Penimbangan dan Sortasi Lele Hasil Panen

Setelah lele dipanen, langkah selanjutnya adalah penimbangan dan sortasi. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui total hasil panen dan menentukan harga jual. Sortasi dilakukan untuk mengelompokkan lele berdasarkan ukuran dan kualitas. Lele yang berukuran besar dan berkualitas baik biasanya dihargai lebih tinggi. Pengelompokan ini memudahkan dalam pengemasan dan pemasaran, serta memastikan kepuasan pelanggan.

Penggunaan timbangan digital akan memberikan hasil yang lebih akurat. Proses sortasi dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan alat bantu seperti mesin sortir.

Penyimpanan dan Pengemasan Lele Hasil Panen

Menjaga kesegaran lele pasca panen sangat penting untuk mempertahankan kualitas dan nilai jual. Lele yang baru dipanen harus segera dibersihkan dan diproses. Salah satu cara untuk menjaga kesegaran lele adalah dengan menyimpannya dalam wadah yang bersih dan terisi es batu. Es batu akan membantu menjaga suhu lele agar tetap rendah dan mencegah pembusukan. Pengemasan yang tepat juga sangat penting.

Gunakan wadah yang sesuai, misalnya plastik atau styrofoam, dan pastikan wadah tersebut bersih dan terhindar dari kontaminasi. Untuk pengiriman jarak jauh, gunakan pendingin tambahan agar lele tetap segar sampai tujuan. Pemilihan kemasan yang tepat akan menjaga kualitas dan mencegah kerusakan selama proses pengiriman.

Ilustrasi Proses Panen Lele

Bayangkan sebuah kolam ternak lele yang airnya telah sedikit dikuras. Petani lele dan beberapa asistennya mulai menggunakan jaring untuk menangkap lele satu per satu. Lele yang tertangkap langsung dimasukkan ke dalam wadah berisi air yang sudah disiapkan. Setelah semua lele tertangkap, lele-lele tersebut ditimbang menggunakan timbangan digital. Kemudian, mereka disortir berdasarkan ukuran menjadi beberapa kelompok.

Lele yang telah disortir selanjutnya dibersihkan dan ditempatkan dalam wadah plastik yang dilapisi es batu. Terakhir, wadah tersebut ditutup rapat dan siap untuk dipasarkan atau dikirim ke pelanggan. Setiap tahapan dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga kualitas lele tetap terjaga.

Artikel Terkait