Contoh kontrak bisnis jual beli merupakan hal krusial dalam setiap transaksi bisnis, baik skala kecil maupun besar. Mengerti seluk-beluknya, dari klausul hingga implikasi hukum, adalah kunci keberhasilan dan keamanan transaksi Anda. Bayangkan, sebuah kesepakatan yang tertuang rapi dalam sebuah dokumen, melindungi hak dan kewajiban kedua belah pihak, menghindari potensi sengketa yang bisa merugikan. Dari jual beli tanah hingga kendaraan bermotor, memahami contoh kontrak jual beli yang baik akan memberikan rasa aman dan kepastian hukum.
Dengan panduan ini, Anda akan memiliki pemahaman yang lebih komprehensif tentang pentingnya kontrak jual beli yang terstruktur dengan baik, mengurangi risiko kerugian finansial dan hukum. Mari kita telusuri bersama seluruh aspek penting dalam menyusun kontrak jual beli yang efektif dan melindungi kepentingan Anda.
Kontrak jual beli, lebih dari sekadar selembar kertas, merupakan bukti kesepakatan yang mengikat secara hukum. Ia menjadi payung hukum yang melindungi baik penjual maupun pembeli dari potensi kerugian dan sengketa. Dalam kontrak ini, terdapat berbagai elemen penting yang perlu diperhatikan, mulai dari identitas pihak yang terlibat, deskripsi barang yang diperjualbelikan, harga, metode pembayaran, hingga klausul-klausul khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing transaksi.
Kejelasan dan kelengkapan elemen-elemen tersebut sangat vital untuk menghindari kesalahpahaman dan konflik di kemudian hari. Pemahaman mendalam tentang hukum yang berlaku di Indonesia juga sangat penting untuk memastikan kesahihan dan kekuatan hukum kontrak jual beli Anda.
Elemen Penting dalam Kontrak Jual Beli: Contoh Kontrak Bisnis Jual Beli

Bernegosiasi dan menandatangani kontrak jual beli adalah momen krusial dalam setiap transaksi bisnis. Baik Anda seorang pengusaha mapan atau pebisnis pemula, memahami elemen-elemen penting dalam kontrak ini sangatlah vital untuk melindungi hak dan kewajiban masing-masing pihak. Kejelasan dan detail dalam kontrak akan meminimalisir potensi konflik di kemudian hari, sehingga bisnis Anda tetap berjalan lancar dan terhindar dari kerugian finansial maupun reputasional.
Memastikan semua poin tercantum dengan tepat akan menjadi benteng pertahanan Anda dari potensi masalah hukum.
Memastikan transaksi jual beli berjalan lancar? Contoh kontrak bisnis jual beli menjadi kunci utamanya. Detail perjanjian, mulai dari spesifikasi barang hingga metode pembayaran, harus tercantum jelas. Bayangkan Anda berbisnis gadget, misalnya, dan membutuhkan stok dalam jumlah besar; kunjungi saja ibox terbesar di Jakarta untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Setelah kesepakatan tercapai, kembali lagi ke contoh kontrak bisnis jual beli yang sudah disiapkan untuk melindungi kedua belah pihak.
Dengan kontrak yang komprehensif, Anda bisa menghindari potensi sengketa dan memastikan kelancaran bisnis.
Identifikasi Pihak yang Terlibat
Kontrak jual beli yang valid harus dengan jelas mengidentifikasi penjual dan pembeli. Identifikasi ini meliputi nama lengkap, alamat, dan nomor identitas (KTP/SIM). Kejelasan identitas ini penting untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman atau sengketa mengenai siapa yang bertanggung jawab atas kewajiban dan hak yang tertera dalam kontrak. Bayangkan jika terjadi sengketa, ketidakjelasan identitas akan memperumit proses penyelesaiannya dan berpotensi memakan waktu dan biaya yang signifikan.
Detail yang lengkap dan akurat akan mempermudah proses hukum jika terjadi permasalahan.
Memahami contoh kontrak bisnis jual beli sangat krusial, menjamin kedua belah pihak terlindungi secara hukum. Namun, lebih dari sekadar legalitas, kesuksesan transaksi bergantung pada kepemimpinan yang efektif. Kemampuan negosiasi dan pengambilan keputusan yang tepat, seperti yang dibahas dalam artikel bagaimana menjadi pemimpin yang baik , akan menentukan kelancaran proses hingga tercapainya kesepakatan yang menguntungkan.
Dengan pemimpin yang bijak, bahkan klausul kontrak yang rumit pun dapat diatasi dengan mudah, menciptakan hubungan bisnis yang harmonis dan berkelanjutan. Oleh karena itu, mempelajari contoh kontrak bisnis jual beli sekaligus mengembangkan keterampilan kepemimpinan merupakan kunci kesuksesan dalam dunia usaha.
Deskripsi Barang yang Dijual
Deskripsi barang yang dijual harus detail dan spesifik, menghindari ambiguitas. Untuk barang bergerak, sebutkan merek, tipe, model, nomor seri (jika ada), kondisi, dan jumlah. Sedangkan untuk barang tidak bergerak (tanah/bangunan), sebutkan alamat lengkap, luas tanah dan bangunan, sertifikat kepemilikan, dan spesifikasi bangunan secara rinci. Ilustrasi detailnya bisa berupa gambar denah atau keterangan fisik bangunan.
Memulai bisnis, terutama yang sekreatif jualan kopi keliling, membutuhkan perlindungan hukum. Contoh kontrak bisnis jual beli menjadi penting, mencegah potensi sengketa di kemudian hari. Bayangkan, bisnis kopi Anda yang unik, seperti yang diulas di jualan kopi keliling pakai sepeda , tumbuh pesat namun terhambat masalah kontrak yang tak jelas. Oleh karena itu, sebelum memulai usaha, siapkan contoh kontrak bisnis jual beli yang komprehensif, termasuk klausul mengenai perjanjian pasokan bahan baku hingga strategi pemasaran.
Dengan begitu, perjalanan bisnis Anda akan lebih lancar dan terhindar dari risiko finansial yang tak terduga.
Ketelitian dalam mendeskripsikan barang akan mencegah salah paham dan klaim di kemudian hari.
Harga dan Cara Pembayaran
Harga jual harus tercantum jelas dan dinyatakan dalam mata uang yang berlaku. Cara pembayaran, termasuk metode (tunai, transfer bank, cek), jadwal pembayaran (untuk jual beli kredit/cicilan), dan denda keterlambatan pembayaran juga perlu dijelaskan secara rinci. Kejelasan ini sangat penting untuk menghindari sengketa mengenai pembayaran. Sebagai contoh, sebaiknya disebutkan dengan jelas sanksi jika pembeli menunggak pembayaran, misalnya bunga keterlambatan sebesar sekian persen per bulan.
Klausul Penting dalam Kontrak Jual Beli Barang Bergerak dan Tidak Bergerak
Perbedaan utama terletak pada objek yang diperjualbelikan. Untuk barang bergerak, fokusnya pada spesifikasi barang, kondisi saat penyerahan, dan risiko kerusakan selama pengiriman. Sedangkan untuk barang tidak bergerak, fokusnya pada legalitas kepemilikan, luas tanah, batas-batas wilayah, dan potensi sengketa kepemilikan di masa lalu. Perbedaan ini menentukan detail klausul yang perlu diperhatikan dalam kontrak.
Perbandingan Jenis Kontrak Jual Beli
| Jenis Kontrak | Spesifikasi Pembayaran | Risiko Penjual | Risiko Pembeli |
|---|---|---|---|
| Jual Beli Tunai | Pembayaran penuh dilakukan saat penyerahan barang | Risiko wanprestasi pembeli rendah | Risiko barang cacat atau tidak sesuai spesifikasi |
| Jual Beli Kredit | Pembayaran dilakukan secara bertahap dengan jangka waktu tertentu | Risiko wanprestasi pembeli tinggi, potensi kerugian jika pembeli gagal bayar | Risiko barang cacat atau tidak sesuai spesifikasi, risiko kehilangan kepemilikan jika gagal bayar |
| Jual Beli Cicilan | Pembayaran dilakukan secara berkala dengan bunga | Risiko wanprestasi pembeli tinggi, potensi kerugian jika pembeli gagal bayar, potensi biaya administrasi tambahan | Risiko barang cacat atau tidak sesuai spesifikasi, risiko pembayaran bunga yang tinggi |
Contoh Klausul Perlindungan Penjual dari Wanprestasi Pembeli
Salah satu contoh klausul yang melindungi penjual adalah klausul mengenai denda keterlambatan pembayaran dan hak penjual untuk menuntut ganti rugi atas kerugian yang diderita akibat wanprestasi pembeli. Klausul ini bisa berbunyi: “Jika Pembeli lalai membayar kewajibannya sesuai dengan jadwal yang telah disepakati, maka Pembeli dikenakan denda keterlambatan sebesar X% per hari dari jumlah tunggakan, dan Penjual berhak untuk menuntut ganti rugi atas kerugian yang dideritanya akibat keterlambatan pembayaran tersebut.” Semakin detail klausul yang disusun, semakin kuat perlindungan hukum bagi penjual.
Potensi Masalah Hukum Akibat Ketidaklengkapan Kontrak
Ketidaklengkapan elemen penting dalam kontrak dapat menimbulkan berbagai masalah hukum, mulai dari sengketa kepemilikan, perselisihan harga, hingga tuntutan hukum yang merugikan salah satu pihak. Contohnya, ketidakjelasan spesifikasi barang dapat menyebabkan pembeli mengajukan tuntutan atas barang yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Ketiadaan klausul denda keterlambatan pembayaran dapat membuat penjual kesulitan untuk menuntut pembayaran dari pembeli yang menunggak.
Memahami contoh kontrak bisnis jual beli penting, terutama bagi mahasiswa yang ingin memulai usaha sampingan. Banyak peluang usaha menjanjikan, misalnya dengan mengembangkan bisnis online yang bisa dijalankan sambil kuliah. Bagi mahasiswa di Jogja, mencari kerja sampingan mahasiswa di jogja bisa menjadi alternatif menambah penghasilan. Keuntungan dari kerja sampingan ini bisa digunakan untuk modal usaha, dan tentu saja, penting untuk membuat kontrak bisnis jual beli yang jelas agar terhindar dari masalah di kemudian hari.
Sehingga, pengalaman berbisnis bisa menjadi bekal berharga setelah lulus kuliah nanti. Dengan demikian, setiap transaksi jual beli akan tercatat rapi dan terlindungi secara hukum.
Oleh karena itu, konsultasi dengan ahli hukum sebelum menandatangani kontrak sangat disarankan.
Ketentuan Hukum yang Berlaku dalam Kontrak Jual Beli
Berbicara soal jual beli, sebuah kesepakatan yang tampak sederhana ini ternyata punya landasan hukum yang cukup kompleks di Indonesia. Memahami aturan mainnya penting, baik bagi penjual yang ingin mengamankan bisnisnya, maupun pembeli yang ingin melindungi haknya. Dari transaksi kecil hingga yang bernilai miliaran rupiah, hukum mengatur semua aspeknya, mulai dari kesepakatan awal hingga penyelesaian sengketa. Mari kita telusuri lebih dalam tentang kerangka hukum yang menaungi transaksi jual beli di negeri ini.
Memahami contoh kontrak bisnis jual beli adalah fondasi penting bagi setiap pengusaha, terutama bagi mereka yang masih merintis usaha. Namun, lebih dari sekadar legalitas, kesuksesan berbisnis juga bergantung pada strategi yang tepat. Artikel tentang kunci sukses menjadi pengusaha muda memberikan wawasan berharga untuk mengarungi dunia bisnis yang kompetitif. Dengan pemahaman yang kuat tentang kontrak dan strategi bisnis yang efektif, kamu bisa meminimalisir risiko dan memaksimalkan keuntungan.
Jadi, sebelum memulai transaksi, pastikan contoh kontrak bisnis jual beli sudah kamu pahami dengan baik. Sukses berbisnis bukan hanya soal dokumen, tetapi juga strategi yang terencana dan tepat.
Dasar hukum utama yang mengatur jual beli di Indonesia adalah Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata). Buku III KUH Perdata memuat aturan tentang perikatan, termasuk di dalamnya adalah perjanjian jual beli. Selain itu, peraturan perundang-undangan lain seperti Undang-Undang Perlindungan Konsumen juga turut berperan, terutama dalam melindungi hak-hak konsumen sebagai pembeli. Dalam praktiknya, penggunaan hukum ini bergantung pada jenis barang dan nilai transaksi yang terlibat.
Semakin besar nilai transaksi, semakin kompleks pula pertimbangan hukum yang harus diperhatikan.
Contoh Kasus Pelanggaran Kontrak Jual Beli dan Konsekuensinya
Bayangkan skenario ini: Seorang pengusaha memesan 1000 unit mesin produksi dari sebuah perusahaan dengan kesepakatan harga dan spesifikasi tertentu. Namun, mesin yang dikirim ternyata tidak sesuai spesifikasi, berkualitas rendah, dan bahkan beberapa unit rusak. Ini jelas merupakan pelanggaran kontrak jual beli. Konsekuensinya bisa beragam, mulai dari tuntutan perbaikan, penggantian barang, hingga tuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita pengusaha tersebut.
Besarnya ganti rugi akan diputuskan oleh pengadilan, mempertimbangkan bukti-bukti yang diajukan kedua belah pihak dan kerugian yang dialami. Kasus ini menggambarkan betapa pentingnya membuat kontrak yang detail dan jelas, serta memastikan setiap poin terpenuhi oleh kedua belah pihak.
Langkah-Langkah Penyelesaian Sengketa Jual Beli Melalui Jalur Hukum
Jika terjadi sengketa yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, jalur hukum menjadi pilihan terakhir. Prosesnya bisa dimulai dengan mediasi atau negosiasi, diikuti dengan arbitrase jika kedua belah pihak sepakat. Jika mediasi dan arbitrase gagal, maka jalur litigasi atau pengadilan menjadi jalan terakhir. Proses pengadilan melibatkan berbagai tahapan, mulai dari pengajuan gugatan, pembuktian, hingga putusan pengadilan yang bersifat final dan mengikat.
Konsultasi dengan ahli hukum sangat dianjurkan untuk memandu proses ini, terutama untuk memastikan bukti-bukti yang diajukan kuat dan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
Pasal-Pasal Relevan dalam Peraturan Perundang-undangan
- Pasal 1313 sampai dengan Pasal 1507 KUH Perdata mengatur secara detail tentang perjanjian jual beli, termasuk syarat-syarat sahnya perjanjian, hak dan kewajiban penjual dan pembeli, serta akibat hukum jika terjadi wanprestasi.
- Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen memberikan perlindungan khusus kepada konsumen sebagai pembeli, terutama terkait dengan kualitas barang dan layanan yang diterima.
- Berbagai peraturan lain, seperti peraturan daerah atau peraturan menteri, juga dapat relevan tergantung pada jenis barang atau jasa yang diperjualbelikan. Misalnya, peraturan mengenai perdagangan elektronik untuk transaksi online.
Penerapan Ketentuan Hukum dalam Praktik Jual Beli
Misalnya, dalam jual beli tanah, ketentuan mengenai sertifikat hak milik (SHM) sangat krusial. Penjual wajib memastikan keaslian dan keabsahan SHM sebelum melakukan transaksi. Jika ternyata SHM palsu atau ada sengketa kepemilikan, pembeli dapat menuntut pembatalan perjanjian dan ganti rugi. Contoh lain, dalam jual beli online, ketentuan mengenai garansi dan pengembalian barang menjadi sangat penting.
Platform e-commerce biasanya memiliki mekanisme untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi antara penjual dan pembeli. Namun, jika mekanisme tersebut gagal, pembeli dapat menempuh jalur hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Contoh Kontrak Jual Beli
Membuat kontrak jual beli yang baik dan benar adalah kunci agar transaksi berjalan lancar dan terhindar dari potensi sengketa di kemudian hari. Baik Anda seorang pengusaha berpengalaman atau baru memulai bisnis, memahami isi dan perbedaan kontrak jual beli barang bergerak dan tidak bergerak sangatlah penting. Artikel ini akan memberikan contoh draf kontrak untuk kedua jenis barang tersebut, disertai perbandingan dan poin-poin penting yang perlu diperhatikan.
Contoh Kontrak Jual Beli Barang Bergerak
Contoh berikut menggambarkan kontrak jual beli kendaraan bermotor. Perlu diingat, ini hanyalah contoh dan mungkin perlu disesuaikan dengan kondisi spesifik transaksi Anda. Konsultasi hukum selalu direkomendasikan untuk memastikan keabsahan dan perlindungan hukum.
Pihak Pertama (Penjual): [Nama lengkap dan alamat lengkap penjual, serta nomor identitas]
Pihak Kedua (Pembeli): [Nama lengkap dan alamat lengkap pembeli, serta nomor identitas]
Pokok Perjanjian: Penjual menjual dan Pembeli membeli satu unit kendaraan bermotor [Merk, Tipe, Tahun, Nomor Polisi, Nomor Rangka, dan Nomor Mesin].
Harga dan Cara Pembayaran: Harga jual kendaraan sebesar [Nominal Rupiah] dibayarkan oleh Pembeli kepada Penjual dengan cara [Cara Pembayaran, misalnya: tunai, transfer bank, atau cicilan, serta detailnya].
Pengalihan Kepemilikan: Penjual menjamin bahwa kendaraan tersebut bebas dari sengketa dan akan mengurus segala dokumen yang diperlukan untuk pengalihan kepemilikan atas nama Pembeli.
Kondisi Kendaraan: Kendaraan dijual dalam kondisi [Sebutkan kondisi kendaraan secara detail, misalnya: baik, perlu perbaikan, disertai keterangan kerusakan jika ada].
Garansi: [Sebutkan garansi yang diberikan, jika ada].
Klausula Penyelesaian Sengketa: Segala sengketa yang timbul dari perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah mufakat. Jika tidak tercapai kesepakatan, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan sengketa melalui jalur hukum yang berlaku.
Tanggal dan Tempat: [Tanggal dan Tempat penandatanganan kontrak].
Tanda Tangan Pihak Pertama: [Ruang Tanda Tangan]
Tanda Tangan Pihak Kedua: [Ruang Tanda Tangan]
Contoh Kontrak Jual Beli Barang Tidak Bergerak
Contoh berikut menggambarkan kontrak jual beli tanah atau bangunan. Sama seperti contoh sebelumnya, ini hanyalah contoh dan perlu disesuaikan dengan kondisi spesifik transaksi. Keterlibatan notaris sangat disarankan untuk transaksi ini.
Pihak Pertama (Penjual): [Nama lengkap dan alamat lengkap penjual, serta nomor identitas dan bukti kepemilikan tanah/bangunan]
Pihak Kedua (Pembeli): [Nama lengkap dan alamat lengkap pembeli, serta nomor identitas]
Pokok Perjanjian: Penjual menjual dan Pembeli membeli tanah/bangunan yang berlokasi di [Alamat lengkap tanah/bangunan, disertai luas tanah/bangunan, dan detail lainnya sesuai sertifikat].
Harga dan Cara Pembayaran: Harga jual tanah/bangunan sebesar [Nominal Rupiah] dibayarkan oleh Pembeli kepada Penjual dengan cara [Cara Pembayaran, serta detailnya].
Pengalihan Kepemilikan: Penjual menjamin bahwa tanah/bangunan tersebut bebas dari sengketa dan akan mengurus segala dokumen yang diperlukan untuk pengalihan kepemilikan atas nama Pembeli melalui notaris.
Bea-beai: Biaya-biaya yang terkait dengan pengalihan kepemilikan, seperti pajak dan biaya notaris, akan ditanggung oleh [Sebutkan pihak yang bertanggung jawab].
Kondisi Tanah/Bangunan: Tanah/bangunan dijual dalam kondisi [Sebutkan kondisi tanah/bangunan secara detail].
Klausula Penyelesaian Sengketa: Sama seperti contoh sebelumnya.
Tanggal dan Tempat: [Tanggal dan Tempat penandatanganan kontrak].
Tanda Tangan Pihak Pertama: [Ruang Tanda Tangan]
Tanda Tangan Pihak Kedua: [Ruang Tanda Tangan]
Perbandingan Kontrak Jual Beli Barang Bergerak dan Tidak Bergerak
Perbedaan utama terletak pada objek jual beli, kompleksitas proses, dan dokumen yang dibutuhkan. Jual beli barang bergerak umumnya lebih sederhana, sementara jual beli barang tidak bergerak melibatkan proses yang lebih kompleks dan memerlukan keterlibatan notaris untuk memastikan keabsahan dan perlindungan hukum bagi kedua belah pihak. Dokumen pendukung seperti sertifikat tanah atau BPKB juga menjadi pembeda penting.
Klausul Khusus dalam Kontrak Jual Beli, Contoh kontrak bisnis jual beli
Berbagai klausul khusus dapat ditambahkan untuk menyesuaikan dengan kondisi spesifik transaksi, seperti klausul mengenai denda keterlambatan pembayaran, klausul mengenai tanggung jawab atas kerusakan barang setelah transaksi, atau klausul mengenai hak opsi untuk membatalkan transaksi dalam kondisi tertentu.
- Klausul mengenai kondisi barang yang lebih rinci.
- Klausul mengenai tanggung jawab atas kerusakan atau cacat tersembunyi.
- Klausul mengenai mekanisme penyelesaian sengketa yang lebih spesifik.
Konsultasi hukum sebelum menandatangani kontrak jual beli sangat penting. Sebuah kontrak yang disusun secara profesional dan akurat akan melindungi hak dan kewajiban Anda serta meminimalisir potensi konflik di masa mendatang. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli hukum untuk memastikan kontrak Anda sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melindungi kepentingan Anda.
Praktik Baik dalam Menyusun Kontrak
Menyusun kontrak jual beli yang efektif dan sah secara hukum adalah kunci keberhasilan transaksi bisnis. Kontrak yang baik bukan sekadar lembaran kertas, melainkan jaminan keamanan dan kepastian bagi kedua belah pihak. Kejelasan, detail, dan antisipasi terhadap potensi masalah menjadi poin krusial dalam proses penyusunannya. Berikut langkah-langkah praktis dan checklist penting yang perlu Anda perhatikan.
Langkah-Langkah Menyusun Kontrak Jual Beli yang Efektif
Penyusunan kontrak jual beli yang baik memerlukan perencanaan matang dan pemahaman hukum yang memadai. Proses ini bukan sekadar mencantumkan poin-poin kesepakatan, melainkan juga membangun fondasi yang kokoh untuk transaksi yang lancar dan terhindar dari potensi sengketa. Berikut langkah-langkahnya:
- Identifikasi Pihak yang Terlibat: Pastikan identitas penjual dan pembeli tercantum lengkap dan akurat, termasuk alamat dan nomor kontak yang dapat dihubungi.
- Deskripsi Barang Jual Beli: Uraikan detail barang yang diperjualbelikan secara rinci, termasuk spesifikasi, jumlah, kualitas, dan kondisi. Sertakan foto atau gambar jika diperlukan untuk menghindari ambiguitas.
- Tentukan Harga dan Cara Pembayaran: Cantumkan harga jual yang disepakati secara jelas, termasuk mata uang dan metode pembayaran yang digunakan. Sebaiknya disertakan pula jadwal pembayaran yang rinci.
- Tentukan Tanggal dan Tempat Pengiriman: Tentukan tanggal dan tempat penyerahan barang secara spesifik. Jika pengiriman dilakukan pihak ketiga, sebutkan juga nama dan detail perusahaan pengiriman.
- Pastikan Ketentuan Risiko dan Tanggung Jawab: Tentukan siapa yang bertanggung jawab atas risiko kerusakan atau kehilangan barang selama proses pengiriman. Kejelasan poin ini sangat penting untuk menghindari perselisihan.
- Tentukan Mekanisme Penyelesaian Sengketa: Tentukan mekanisme penyelesaian sengketa yang akan digunakan jika terjadi perselisihan di masa mendatang, misalnya melalui mediasi atau arbitrase.
- Tanda Tangan dan Legalisasi: Pastikan kedua belah pihak menandatangani kontrak. Untuk memberikan kekuatan hukum yang lebih kuat, sebaiknya kontrak dilegalisasi oleh notaris.