Contoh surat perjanjian antar perusahaan menjadi kunci sukses kolaborasi bisnis. Bayangkan, dua perusahaan raksasa bergabung, membangun sinergi yang menguntungkan, menciptakan peluang emas di pasar yang kompetitif. Namun, sebelum tinta kering di atas kertas, semua harus tertuang jelas dalam perjanjian. Dari klausul hak cipta hingga mekanisme penyelesaian sengketa, setiap poin krusial harus terdefinisi dengan baik.
Perjanjian yang terstruktur rapi akan melindungi kepentingan masing-masing pihak dan menjamin kelancaran kerjasama. Keberhasilan sebuah kolaborasi tak hanya ditentukan oleh ide brilian, tetapi juga oleh ketepatan dan kehati-hatian dalam merumuskan perjanjian antar perusahaan. Sebuah dokumen hukum yang dirancang dengan cermat akan menjadi benteng kokoh bagi kesuksesan bisnis bersama.
Dokumen ini akan membahas secara rinci struktur, klausul penting, dan contoh surat perjanjian antar perusahaan untuk berbagai jenis kerjasama, seperti joint venture, distribusi, dan lisensi. Penjelasan akan mencakup perbedaan struktur perjanjian untuk setiap jenis kerjasama, implikasi hukum dari setiap klausul, serta contoh kasus dan pertimbangan hukum dan praktis yang perlu diperhatikan sebelum menandatangani perjanjian.
Dengan memahami seluruh aspek yang tercakup dalam panduan ini, perusahaan dapat meminimalisir risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan dari kerjasama bisnis mereka. Kejelasan dan ketelitian dalam menyusun perjanjian akan menjadi kunci keberhasilan kolaborasi jangka panjang.
Struktur Surat Perjanjian Antar Perusahaan

Menjalin kerjasama bisnis antar perusahaan membutuhkan fondasi yang kuat, dan itu dimulai dari sebuah perjanjian yang terstruktur dengan baik. Dokumen ini bukan sekadar selembar kertas, melainkan bukti komitmen dan landasan hukum yang melindungi kepentingan semua pihak yang terlibat. Perjanjian yang solid akan mencegah potensi konflik di masa mendatang dan memastikan kelancaran operasional kerjasama. Mari kita bahas seluk-beluk struktur surat perjanjian antar perusahaan agar Anda dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan dan melindungi bisnis Anda.
Contoh surat perjanjian antar perusahaan penting untuk mengamankan kesepakatan bisnis, terutama jika melibatkan investasi besar. Bayangkan, sekelas perempuan terkaya di Indonesia pun pasti memiliki dokumen hukum yang kuat untuk melindungi asetnya. Ketelitian dalam merumuskan setiap poin dalam perjanjian, dari klausul pembayaran hingga sanksi wanprestasi, sangat krusial untuk mencegah konflik di masa mendatang.
Dengan demikian, contoh surat perjanjian yang komprehensif menjadi pedoman yang penting bagi setiap perusahaan, kecil maupun besar, untuk memastikan kelancaran operasional dan menjaga hubungan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
Kerangka Umum Surat Perjanjian Antar Perusahaan
Sebuah surat perjanjian antar perusahaan yang efektif umumnya terdiri dari tiga bagian utama: pendahuluan, isi perjanjian, dan penutup. Ketiga bagian ini saling berkaitan dan membentuk kesatuan yang utuh dan mengikat secara hukum. Ketiadaan salah satu bagian dapat melemahkan kekuatan hukum perjanjian tersebut.
Contoh surat perjanjian antar perusahaan, khususnya dalam sektor perdagangan, sangat krusial. Bayangkan, jika Anda bermitra dalam bisnis jual buah segar , kesepakatan tertulis akan melindungi kedua belah pihak dari potensi konflik. Perjanjian yang jelas mencakup distribusi, harga, dan tanggung jawab masing-masing sangat penting untuk keberhasilan usaha. Dengan demikian, contoh surat perjanjian yang terstruktur baik akan menjadi pondasi yang kokoh bagi bisnis Anda dan menghindari kerugian di kemudian hari.
Ingat, detail kecil dalam perjanjian bisa berdampak besar pada masa depan usaha Anda.
- Pendahuluan: Bagian ini berisi identitas para pihak yang terlibat, tujuan perjanjian, dan tanggal penandatanganan. Identitas meliputi nama lengkap, alamat, dan nomor identitas perusahaan. Tujuan perjanjian dijelaskan secara ringkas dan jelas, mencantumkan jenis kerjasama yang akan dilakukan.
- Isi Perjanjian: Merupakan inti dari perjanjian, memuat detail teknis kerjasama, hak dan kewajiban masing-masing pihak, jangka waktu perjanjian, mekanisme penyelesaian sengketa, dan hal-hal lain yang relevan. Kejelasan dan detail pada bagian ini sangat penting untuk mencegah kesalahpahaman di kemudian hari.
- Penutup: Berisi pernyataan kesediaan para pihak untuk terikat perjanjian, tempat dan tanggal penandatanganan, serta tanda tangan dan stempel para pihak yang berwenang.
Elemen Penting dalam Setiap Bagian Surat Perjanjian
Setiap bagian surat perjanjian memiliki elemen-elemen penting yang harus diperhatikan agar perjanjian tersebut memiliki kekuatan hukum yang kuat dan dapat melindungi kepentingan semua pihak yang terlibat. Ketelitian dalam merumuskan setiap elemen ini akan meminimalisir risiko terjadinya sengketa di masa mendatang.
- Pendahuluan: Identitas lengkap dan valid dari semua pihak yang terlibat, tujuan perjanjian yang jelas dan spesifik, serta tanggal penandatanganan yang akurat.
- Isi Perjanjian: Definisi istilah kunci, hak dan kewajiban masing-masing pihak yang terurai secara detail, mekanisme pembayaran, sanksi atas pelanggaran perjanjian, serta klausul force majeure (keadaan kahar).
- Penutup: Pernyataan persetujuan dan kesediaan untuk terikat perjanjian, tempat dan tanggal penandatanganan yang jelas, serta tanda tangan dan stempel resmi dari perwakilan masing-masing pihak.
Perbedaan Struktur Surat Perjanjian Berdasarkan Jenis Kerjasama
Struktur surat perjanjian dapat bervariasi tergantung pada jenis kerjasama antar perusahaan yang dijalin. Perbedaan ini terutama terletak pada detail isi perjanjian yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing jenis kerjasama. Misalnya, perjanjian joint venture akan memiliki detail yang berbeda dengan perjanjian distribusi atau lisensi.
Perbandingan Tiga Jenis Surat Perjanjian Antar Perusahaan
Berikut perbandingan tiga jenis surat perjanjian antar perusahaan yang umum, yaitu joint venture, distribusi, dan lisensi, berdasarkan isi dan klausul utamanya. Perbedaannya terletak pada fokus kerjasama, pembagian keuntungan, dan hak-hak yang dimiliki masing-masing pihak.
Membuat perjanjian bisnis antar perusahaan? Contoh surat perjanjiannya bisa jadi rujukan penting, terutama saat berurusan dengan kerjasama skala besar. Bayangkan saja, sekompleks membangun bisnis Kopi Kenangan, pasti kopi kenangan punya siapa punya perjanjian yang sangat detail dan terstruktur. Nah, kejelasan dalam perjanjian seperti itu sangat krusial, menghindari potensi konflik di masa depan.
Jadi, sebelum memulai kerjasama, siapkan contoh surat perjanjian antar perusahaan yang komprehensif dan sesuai kebutuhan bisnis Anda. Dengan begitu, kerjasama akan berjalan lancar dan terhindar dari masalah hukum.
| Jenis Perjanjian | Fokus Kerjasama | Pembagian Keuntungan | Klausul Utama |
|---|---|---|---|
| Joint Venture | Pengembangan bisnis bersama | Dibagi sesuai kesepakatan | Kontribusi modal, pembagian laba/rugi, pengambilan keputusan |
| Distribusi | Penjualan produk/jasa | Komisi atau harga jual | Wilayah distribusi, kuota penjualan, harga jual, hak eksklusivitas |
| Lisensi | Penggunaan hak kekayaan intelektual | Royalti atau biaya lisensi | Hak penggunaan, jangka waktu lisensi, wilayah lisensi, pembatasan penggunaan |
Contoh Frasa Hukum Umum dalam Surat Perjanjian Antar Perusahaan
Beberapa frasa hukum umum sering digunakan dalam surat perjanjian antar perusahaan untuk memberikan kejelasan dan kepastian hukum. Memahami makna frasa-frasa ini sangat penting agar tidak terjadi kesalahpahaman atau penafsiran yang keliru.
“Force Majeure”
: Merupakan keadaan kahar, yaitu peristiwa di luar kendali para pihak yang menyebabkan salah satu atau kedua pihak tidak dapat memenuhi kewajibannya. Contohnya bencana alam, perang, atau pandemi.
“As is”
: Kondisi barang atau jasa yang diterima sebagaimana adanya, tanpa jaminan kualitas atau kinerja tertentu.
“Net 30”
: Syarat pembayaran yang mengharuskan pelunasan tagihan dalam waktu 30 hari setelah tanggal faktur.
“Intellectual Property Rights (IPR)”
Memastikan kerjasama bisnis berjalan lancar? Contoh surat perjanjian antar perusahaan sangat krusial. Perjanjian yang jelas melindungi kedua belah pihak, terutama jika salah satu pihak memulai usaha dari modal minim, misalnya dengan ide-ide jualan yang menguntungkan modal kecil. Keberhasilan usaha kecil ini pun perlu dilindungi secara hukum. Oleh karena itu, penyusunan contoh surat perjanjian antar perusahaan yang komprehensif menjadi kunci keberlanjutan kerjasama dan meminimalisir risiko.
Dengan perjanjian yang terstruktur, bisnis dapat berkembang pesat dan terhindar dari permasalahan hukum di kemudian hari.
: Hak Kekayaan Intelektual, meliputi hak cipta, paten, merek dagang, dan rahasia dagang.
Klausul-Klausul Penting dalam Surat Perjanjian
Surat perjanjian antar perusahaan, layaknya fondasi kokoh sebuah gedung pencakar langit, harus dibangun dengan teliti dan detail. Setiap klausul merupakan batu bata yang menyusun kekuatan dan keamanannya. Kejelasan dan kelengkapan klausul akan menentukan kelancaran kerjasama dan meminimalisir potensi konflik di masa mendatang. Tanpa perjanjian yang solid, bisnis Anda bagaikan kapal tanpa peta, rentan tersesat di tengah badai persaingan.
Menyusun surat perjanjian yang komprehensif membutuhkan pemahaman mendalam tentang implikasi hukum setiap klausul. Kesalahan kecil dapat berakibat fatal, mengakibatkan kerugian finansial bahkan reputasi perusahaan. Oleh karena itu, konsultasi dengan ahli hukum bisnis sangat direkomendasikan sebelum menandatangani perjanjian apapun.
Objek Perjanjian
Objek perjanjian merupakan inti dari kesepakatan. Ini menjelaskan secara spesifik apa yang menjadi pokok perjanjian, baik berupa barang, jasa, hak, atau kewajiban. Kejelasan objek perjanjian sangat krusial untuk menghindari misinterpretasi dan sengketa. Misalnya, dalam perjanjian jual beli, objek perjanjian harus mencantumkan secara detail spesifikasi barang yang diperjualbelikan, jumlah, kualitas, dan harga. Ketidakjelasan di sini dapat berujung pada perselisihan tentang barang yang diterima.
Kewajiban Masing-Masing Pihak
Bagian ini menjabarkan hak dan kewajiban setiap pihak yang terlibat dalam perjanjian. Definisi yang jelas dan terukur akan mencegah ambiguitas. Contohnya, dalam perjanjian kerjasama, masing-masing pihak harus menjabarkan tanggung jawabnya secara rinci, termasuk tenggat waktu penyelesaian tugas, standar kualitas yang harus dipenuhi, dan mekanisme pelaporan. Kegagalan memenuhi kewajiban dapat dikenakan sanksi sesuai kesepakatan.
Jangka Waktu Perjanjian
Menentukan jangka waktu perjanjian sangat penting untuk memberikan kepastian hukum. Perjanjian dapat dibuat untuk jangka waktu tertentu atau tidak terbatas. Perjanjian jangka waktu tertentu akan berakhir secara otomatis setelah masa berlakunya habis, sementara perjanjian jangka waktu tidak terbatas dapat diakhiri dengan pemberitahuan terlebih dahulu sesuai kesepakatan atau karena adanya pelanggaran perjanjian.
Penyelesaian Sengketa
Tidak ada perjanjian yang sempurna. Konflik dapat terjadi kapan saja. Oleh karena itu, mekanisme penyelesaian sengketa perlu diatur secara jelas. Hal ini dapat berupa negosiasi, mediasi, arbitrase, atau melalui jalur pengadilan. Penyelesaian sengketa alternatif seperti mediasi dan arbitrase seringkali lebih efisien dan efektif dibandingkan jalur pengadilan.
Contoh surat perjanjian antar perusahaan, sebuah dokumen krusial yang mengatur kerjasama bisnis, harus disusun dengan teliti. Bayangkan kompleksitas negosiasi bisnis sebesar sang pisang by kaesang , pasti membutuhkan perjanjian yang sangat rinci. Keberadaan dokumen ini sangat penting untuk menghindari perselisihan di kemudian hari dan memastikan jalannya kerjasama berjalan lancar dan menguntungkan semua pihak.
Oleh karena itu, penggunaan contoh surat perjanjian yang komprehensif sangat direkomendasikan sebelum menjalin kerjasama bisnis apapun, besar atau kecil skalanya. Hal ini akan memberikan perlindungan hukum dan kepastian bagi semua pihak yang terlibat.
- Negosiasi: Upaya penyelesaian sengketa secara musyawarah antara kedua belah pihak.
- Mediasi: Penyelesaian sengketa dengan bantuan mediator yang netral.
- Arbitrase: Penyelesaian sengketa melalui pengadilan arbitrase yang independen.
- Pengadilan: Jalur hukum formal untuk menyelesaikan sengketa.
Hak Kekayaan Intelektual dalam Perjanjian Lisensi
Dalam perjanjian lisensi, klausul tentang hak kekayaan intelektual sangat penting. Klausul ini harus secara jelas mendefinisikan hak dan kewajiban lisensi, termasuk jenis lisensi yang diberikan (eksklusif atau non-eksklusif), wilayah lisensi, durasi lisensi, dan royalti yang harus dibayarkan. Contoh klausul:
“Lisensi ini memberikan kepada Lisensi (Pihak B) hak non-eksklusif untuk menggunakan Merek Dagang “ABC” milik Lisensior (Pihak A) selama jangka waktu lima (5) tahun, khususnya di wilayah Indonesia, untuk tujuan pemasaran produk X. Lisensi wajib membayar royalti sebesar 10% dari pendapatan kotor penjualan produk X kepada Lisensior setiap akhir kuartal.”
Klausul Force Majeure
Klausul force majeure melindungi kedua belah pihak dari kejadian tak terduga yang berada di luar kendali mereka, seperti bencana alam, perang, atau pandemi. Klausul ini menjabarkan kejadian-kejadian yang dikategorikan sebagai force majeure dan konsekuensinya terhadap kewajiban masing-masing pihak. Contohnya, jika terjadi pandemi yang menyebabkan penutupan bisnis, kedua belah pihak dapat dibebaskan dari kewajiban mereka selama periode tersebut, asalkan dapat dibuktikan bahwa kejadian tersebut merupakan force majeure.
Contoh Surat Perjanjian Antar Perusahaan

Perjanjian antar perusahaan merupakan tulang punggung setiap kolaborasi bisnis, memastikan setiap pihak memahami hak dan kewajibannya. Dokumen ini, jika disusun dengan cermat, mampu mencegah konflik dan memastikan keberlangsungan kerjasama yang saling menguntungkan. Kejelasan dan detail dalam perjanjian menjadi kunci keberhasilan kolaborasi bisnis jangka panjang. Berikut beberapa contoh surat perjanjian antar perusahaan yang umum digunakan.
Contoh Surat Perjanjian Kerjasama Distribusi Produk
Perjanjian kerjasama distribusi mengatur hubungan antara perusahaan produsen dan distributor dalam mendistribusikan produk. Perjanjian ini mendetailkan kewajiban masing-masing pihak, mulai dari kuantitas produk, wilayah distribusi, hingga mekanisme pembayaran. Berikut contohnya:
Ketentuan mengenai harga jual kembali produk kepada konsumen akhir harus dirumuskan secara jelas dan terukur, menghindari potensi kerugian bagi salah satu pihak. Sistem komisi dan insentif juga perlu dijabarkan secara rinci.
Perjanjian harus mencakup mekanisme penyelesaian sengketa, termasuk prosedur mediasi dan arbitrase, untuk memastikan penyelesaian masalah yang cepat dan efektif.
Pastikan pula terdapat klausul mengenai hak kekayaan intelektual, memastikan perlindungan atas merek dagang dan hak cipta produk.
Contoh Surat Perjanjian Joint Venture Pengembangan Produk Baru
Joint venture melibatkan kerjasama dua atau lebih perusahaan untuk mengembangkan produk atau layanan baru. Perjanjian ini akan mendefinisikan kontribusi masing-masing pihak, pembagian keuntungan, dan pengelolaan proyek bersama. Berikut contohnya:
Pembagian keuntungan dan kerugian harus didefinisikan secara jelas, berdasarkan persentase kepemilikan atau kontribusi masing-masing pihak. Rumusan yang transparan dan adil sangat penting untuk menjaga harmoni kerjasama.
Kewajiban masing-masing pihak dalam hal pendanaan, sumber daya manusia, dan teknologi perlu dijabarkan secara rinci. Kejelasan ini akan mencegah kesalahpahaman dan konflik di kemudian hari.
Perjanjian harus mengatur mekanisme pengambilan keputusan, termasuk proses persetujuan atas keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan proyek joint venture.
Contoh Surat Perjanjian Lisensi Penggunaan Teknologi
Perjanjian lisensi mengatur penggunaan teknologi atau hak kekayaan intelektual milik satu pihak oleh pihak lain. Perjanjian ini mendetailkan batasan penggunaan teknologi, jangka waktu lisensi, dan biaya lisensi yang harus dibayarkan. Berikut contohnya:
Batasan penggunaan teknologi harus dijelaskan secara rinci, termasuk jenis produk atau layanan yang diizinkan untuk menggunakan teknologi tersebut, serta wilayah geografis yang diizinkan. Hal ini mencegah penyalahgunaan teknologi oleh pihak pemegang lisensi.
Perjanjian harus mencakup ketentuan mengenai kerahasiaan informasi teknologi yang dilisensikan, melindungi informasi rahasia dari kebocoran atau penyalahgunaan.
Ketentuan mengenai royalti atau biaya lisensi harus dijelaskan secara jelas, termasuk metode pembayaran dan jadwal pembayaran. Kejelasan ini menghindari potensi sengketa di masa mendatang.
Perbedaan Isi Perjanjian Kerjasama Distribusi dan Joint Venture
Kerjasama distribusi berfokus pada distribusi produk yang sudah ada, dengan produsen memegang kendali penuh atas produksi. Pihak distributor berperan sebagai perantara untuk memasarkan dan mendistribusikan produk tersebut. Sebaliknya, joint venture merupakan kolaborasi untuk menciptakan produk atau layanan baru. Masing-masing pihak berkontribusi dalam pengembangan produk, mulai dari riset dan pengembangan hingga produksi dan pemasaran. Pembagian keuntungan dan kerugian juga diatur secara eksplisit dalam perjanjian joint venture, berbeda dengan kerjasama distribusi di mana keuntungan didasarkan pada komisi penjualan.
Dalam joint venture, terdapat integrasi yang lebih mendalam antara kedua pihak, melibatkan pembagian sumber daya dan tanggung jawab yang lebih luas dibandingkan kerjasama distribusi yang lebih transaksional.
Poin-Poin Penting Sebelum Menandatangani Surat Perjanjian
Sebelum menandatangani surat perjanjian, beberapa poin penting perlu dipertimbangkan:
- Pahami isi perjanjian secara menyeluruh. Jangan ragu untuk meminta klarifikasi jika ada poin yang kurang jelas.
- Konsultasikan dengan ahli hukum untuk memastikan perjanjian melindungi kepentingan Anda.
- Pertimbangkan risiko dan keuntungan dari kerjasama tersebut.
- Pastikan perjanjian tersebut realistis dan dapat dijalankan.
- Tetapkan mekanisme penyelesaian sengketa yang efektif dan efisien.
Pertimbangan Hukum dan Praktis dalam Perjanjian Antar Perusahaan

Menjalin kerja sama antar perusahaan merupakan langkah strategis untuk mencapai tujuan bisnis yang lebih besar. Namun, kesuksesan kolaborasi tersebut sangat bergantung pada pondasi hukum yang kuat, yakni sebuah perjanjian yang terstruktur dan komprehensif. Mengabaikan aspek hukum dan praktis dalam perjanjian bisa berujung pada kerugian finansial bahkan reputasi perusahaan yang tercoreng. Oleh karena itu, memahami implikasi hukum dan strategi praktis sebelum menandatangani perjanjian sangatlah krusial.
Perjanjian yang baik bukan sekadar kumpulan kata-kata, melainkan perisai yang melindungi kepentingan masing-masing pihak. Ia harus dirumuskan secara cermat, mempertimbangkan berbagai skenario, dan melindungi hak-hak setiap pihak yang terlibat. Lebih dari sekadar formalitas, perjanjian yang disusun dengan tepat dapat menjadi kunci keberhasilan dan keberlangsungan kerja sama bisnis jangka panjang.
Konsultasi dengan Ahli Hukum, Contoh surat perjanjian antar perusahaan
Sebelum menandatangani surat perjanjian, berkonsultasi dengan ahli hukum merupakan langkah bijak yang tidak boleh diabaikan. Ahli hukum dapat memberikan pandangan yang objektif, mengidentifikasi potensi risiko, dan memastikan perjanjian tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mereka dapat membantu merumuskan klausul-klausul perjanjian yang melindungi kepentingan perusahaan dan mencegah terjadinya sengketa di kemudian hari. Bayangkan, sebuah kesalahan kecil dalam perjanjian bisa berdampak besar pada bisnis Anda.
Investasi untuk konsultasi hukum jauh lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan jika terjadi sengketa.
Konsekuensi Hukum Pelanggaran Perjanjian
Pelanggaran perjanjian antar perusahaan dapat berdampak serius, mulai dari tuntutan ganti rugi hingga pemutusan hubungan kerja sama. Besarnya sanksi yang dijatuhkan bergantung pada jenis pelanggaran, klausul perjanjian yang dilanggar, dan bukti yang diajukan. Perusahaan yang terbukti melakukan pelanggaran dapat menghadapi reputasi yang buruk di mata publik dan investor. Dalam beberapa kasus, pelanggaran perjanjian bahkan dapat berujung pada penutupan perusahaan.
Contoh Kasus Pelanggaran Perjanjian dan Dampaknya
Sebagai contoh, kasus PT. A yang melanggar perjanjian distribusi dengan PT. B dengan menjual produk ke distributor lain di luar kesepakatan. Hal ini menyebabkan PT. B mengalami kerugian signifikan karena kehilangan pangsa pasar.
Akibatnya, PT. B menuntut PT. A secara hukum dan memenangkan gugatan, yang mengakibatkan PT. A harus membayar ganti rugi yang besar dan reputasi mereka tercoreng di industri tersebut. Kasus ini menggarisbawahi pentingnya kehati-hatian dan kepatuhan terhadap isi perjanjian yang telah disepakati.
Pertanyaan yang Perlu Diajukan Sebelum Menandatangani Perjanjian
- Apakah semua klausul perjanjian telah dipahami dengan jelas?
- Apakah terdapat klausul yang merugikan salah satu pihak?
- Apakah mekanisme penyelesaian sengketa telah diatur dengan jelas?
- Apakah perjanjian telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku?
- Apakah terdapat klausul force majeure yang melindungi kedua belah pihak dari kejadian di luar kendali?
Poin-Poin Penting dalam Negosiasi Perjanjian Antar Perusahaan
| Aspek | Poin Penting | Pertimbangan | Contoh Implementasi |
|---|---|---|---|
| Objek Perjanjian | Kejelasan dan spesifikasi objek perjanjian | Hindari ambiguitas untuk mencegah misinterpretasi | Deskripsi rinci produk/jasa yang diperjanjikan |
| Hak dan Kewajiban | Pembagian hak dan kewajiban yang seimbang | Pastikan keseimbangan kepentingan kedua belah pihak | Definisi peran dan tanggung jawab masing-masing pihak |
| Jangka Waktu | Jangka waktu perjanjian yang realistis dan terukur | Pertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi durasi perjanjian | Masa berlaku perjanjian dengan opsi perpanjangan |
| Penyelesaian Sengketa | Mekanisme penyelesaian sengketa yang efektif | Pilih metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi | Mediasi, arbitrase, atau jalur hukum |